HARIAN MERAPI- Tentara Israel makin kalap dan menyerang membabi buta.
Bahkan, zona aman di Gaza Selatan pun digempur habis-habisan sehingga mengundang reaksi dunia.
Badan dunia WHO menyerukan agar dilakukan gencatan senjata.
Baca Juga: Ini batas usia terendah pengguna sepeda listrik, bila melanggar bakal terkena ini
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa (10/9) meminta gencatan senjata segera diwujudkan, setelah Israel melancarkan serangan udara yang mematikan di "zona aman" di Gaza selatan.
Lewat unggahan di X, Tedros mengutuk serangan militer Israel ke tenda-tenda yang menampung para pengungsi warga sipil di Kota Khan Younis, tempat "yang seharusnya aman".
"Serangan udara mematikan di Khan Younis hari ini lagi-lagi menunjukkan perlunya gencatan senjata segera," ujarnya.
Sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan pada Selasa. Dinas pertahanan sipil Gaza mengatakan roket Israel menyebabkan tenda-tenda pengungsi (terbakar) dan menimbulkan lubang sedalam sembilan meter.
Baca Juga: Gus Ipul dilantik sebagai Mensos gantikan Tri Rismaharini, ini penjelasan Ari Dwipayana
"Tidak ada vaksin ataupun obat yang dapat membantu, jika orang-orang terbunuh dan dipaksa hidup dalam kondisi yang mengerikan seperti itu," kata Tedros, menegaskan.
Kepala WHO itu juga menyebutkan bahwa vaksinasi polio yang digelar di Gaza utara pada Selasa diperkirakan akan berlanjut sampai 12 September.
Dia mengonfirmasi bahwa vaksin, alat sidik jari, dan peralatan pendingin telah dikirim ke daerah tersebut.
"Tim kami berupaya untuk mengirim lebih banyak bahan bakar guna memastikan kendaraan, yang digunakan petugas vaksinasi untuk menjangkau anak-anak tetap berfungsi, dan rumah-rumah sakit dapat kembali dipasok agar tetap beroperasi," katanya.
"Kami menyerukan agar jeda kemanusiaan terus dijaga dan keselamatan petugas kesehatan dihormati. Anak-anak di Gaza berhak merasakan perdamaian yang abadi, tidak hanya vaksin polio".
Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 41.000 warga Palestina di Gaza sejak Hamas meluncurkan serangan pada Oktober tahun lalu.