jawa-tengah

Aksi RS Mardi Rahayu Kudus: Jangan Sampai Ibu Glowing, Tapi Anak Stunting

Senin, 22 Juli 2024 | 13:30 WIB
Dokter Umum RS Mardi Rahayu, dr Stefani Pramudita Jaya tengah nemberikan edukasi tentang stunting di hadapan ibu-ibu anggota Posyandu Desa Jati Wetan, Jati Kudus. (MC. Thoriq)

HARIAN MERAPI - Rumah Sakit (RS) Mardi Rahayu Kudus memberikan edukasi tentang stunting kepada warga di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati, Senin 22 Juli 2024.

Edukasi tentang stunting dihadiri puluhan ibu-ibu anggota Posyandu setempat, berlangsung di Lapangan Bulutangkis RT.01 RW.02 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati Kudus.

RS Mardi Rahayu melalui dokter umumnya, dr Stefani Pramudita Jaya memberikan edukasi kepada ibu- ibu Posyandu dengan tema, "Jangan Sampai Ibu Glowing Tapi Anak Stunting’.

Baca Juga: Heboh pencuri ditangkap, dipaksa makan cabai hasil curiannya di Temanggung

Topik menarik ini disampaikan dengan tujuan agar para ibu juga memperhatikan gizi dan tumbuh kembang anak.

Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, dokter Pujianto mengatakan, RS Mardi Rahayu sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan turut melakukan aksi upaya percepatan penurunan angka stunting.

Kegiatan yang dihadiri Kades Jati Wetan Agus Susanto ini merupakan respon RS Mardi Rahayu sesudah peluncuran Program Si Cantik (Aksi Cegah Anak Stunting dengan Intervensi Kolaboratif) dari Pemerintah Kabupaten Kudus pada Juni 2024 lalu.

Pemerintah telah menetapkan pada tahun 2024 ini target prevalensi stunting harus mencapai 14 persen.

Baca Juga: Salatiga masuk 10 besar kota indeks bahagia tinggi, ini buktinya

"Sedangkan di Kabupaten Kudus pada tahun 2023 angkanya masih cukup tinggi yaitu 15,7 persen," ungkap dokter Pujianto.

Melihat kondisi tersebut, perlu upaya intensif dalam menurunkan angka prevalensi stunting setidaknya 1,7 persen agar mencapai target 14 persen di tahun 2024.

Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari 2 tahun.

Baca Juga: Info tanah dijual dan bangunan di Jogja, ada yang di ringroad sekitar Madukismo, Gamping dan wilayah Malioboro

Standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat.

Halaman:

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB