yogyakarta

Setelah Gaungkan Zero Sampah Anorganik, Kota Yogyakarta Serukan Gerakan Organikkan Jogja

Rabu, 26 Juni 2024 | 09:00 WIB
Pembuatan ecobrick melalui Grebeg Sampah dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Embung Langensari, Selasa (25/6). (Wahyu Turi K)

 

HARIAN MERAPI - Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melangsungkan sejumlah kegiatan di antaranya Grebeg Sampah, launching aplikasi Bank Sampah, Deklarasi 'Organikkan Jogja', dan berbagai perlombaan yang diikuti siswa-siswi jenjang SD hingga SMA se-Kota Yogya. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan di Embung Langensari, Selasa (25/6).

Kabid Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan DLH Kota Yogya, Christina Endang Setyowati mengatakan, kegiatan Grebeg Sampah dilakukan dalam 2 sesi yaitu Grebeg Sampah Anorganik dan Organik yang dilaksanakan serentak oleh perwakilan bank sampah 14 kemantren. Untuk Grebeg Sampah Anorganik dilakukan dengan membuat 500 ecobrick, sedangkan Grebeg Sampah Organik yaitu dilakukan pembuatan eco enzyme sebanyak 1.500 liter.

Baca Juga: Targetkan 5.000 Lubang di Seluruh Bantul, Pembuatan Jugangan Jadi Metode Pengolahan Sampah Sederhana

"Kegiatan ini diharapkan masyarakat sudah mengelola sampah dari sumbernya. Sehingga dalam mengelola sampah anorganik di mana selesai di bank sampah, otomatis warga sudah memilah dan mengelola di bank sampah. Untuk sampah organik salah satunya dibuat dengan eco enzyme. Artinya mengelola sampah itu sebenarnya tidak sulit apabila kita sebagai penghasil sampah sudah bisa mengelola dari sumbernya dulu. Jadi sampah yang disalurkan hanya sampah residu,” jelas Christina.

Pada peringatan ini, Pemkot Yogya mengusung tema lokal 'Organikkan Jogja'. Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menegaskan, tema tersebut juga menjadi tujuan serta bentuk ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk mengelola sampah organik dari rumah. Sehingga jumlah sampah yang dibuang, kemudian diolah di hilir akan semakin berkurang.

"Kalau tahun lalu kita fokuskan pada Gerakan Zero Sampah Anorganik serta penguatan peran bank sampah, yang saat ini berjumlah 678 secara fakta sudah cukup efektif dan berhasil menurunkan jumlah sampah dari 300 ton menjadi 200 ton, sekarang giliran sampah organik yang harus kita selesaikan dari hulu yaitu di level rumah tangga," kata Aman.

Baca Juga: Ada Mesin Pengolah Sampah Plastik Menjadi BBM di Bank Sampah Cupuwatu II Purwomartani Sleman

Gerakan Organikkan Jogja ini, lanjutnya, sudah mulai dilakukan di wilayah, melalui pelatihan pembuatan biopori rumah tangga pada tiap kelurahan kepada para kader bank sampah. Dengan harapan di akhir tahun 2024 sudah ada 23.750 KK yang mampu mengelola sampah organik dari sumbernya yaitu di rumah tiap KK.

"Potensi produksi sampah di Kota Yogya sekitar 60 persen merupakan sampah organik, untuk itu supaya jumlah sampah yang dibuang di TPST dapat ditekan, pengelolaan sampah organik di level rumah tangga menjadi upaya yang sangat bisa dilakukan," terangnya.

Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto menyampaikan, tema lokal Organikkan Jogja menjadi komitmen serta harapan bersama untuk menyelesaikan permasalahan sampah organik.

Dalam kegiatan ini juga diluncurkan menu atau fitur Bank Sampah pada aplikasi Jogja Smart Service yang berisi informasi serta layanan perihal bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Yogya. Selain itu juga diberikan penghargaan bagi Sekolah Adiwiyata serta pemenang lomba Hari Lingkungan Hidup. Kegiatan ditutup dengan fashion show pakaian dari bahan daur ulang. *

 

Tags

Terkini