HARIAN MERAPI - Pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri di Kabupaten Gunungkidul berlangsung tidak bersamaan. Jamaah Masjid Aolia di Kalurahan Giriharjo Kapanewon Panggang, sudah menggelar Sholat Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024) hari ini.
Karena jamaah Masjid Aolia Panggang meyakini berdasarkan hitungan kalender telah menetapkan 1 Syawal 1445 H yang didasarkan hitungan kalender.
Mereka yang juga menetapkan awal bulan lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah sehingga perayaan Idul Fitri juga berbeda 4 hari.
Baca Juga: Ketahuan curi merpati, pemuda pengangguran dihajar massa, begini kronologinya
Pengasuh Jamaah Masjid Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh mengatakan, keputusan perayaan hari raya ini berdasarkan hitungan kalender mereka di mana awal Ramadhan yang jatuh lebih awal sehingga perayaan Idul Fitri juga beda empat hari lebih awal.
Perbedaan penetapan hari raya Idul Fitri bagi jamaah Aolia bukanlah hal baru. Beberapa tahun sebelumnya, penetapan satu Syawal oleh jamaah Aolia juga berbeda, dimulai lebih awal.
Pimpinan Jamaah Aolia, Ibnu Hajar Pranolo yang akrab disapa Mbah Benu berpesan agar perbedaan jamaah Aolia dengan jamaah lain dalam melaksanakan Hari Raya Idul Fitri tidak memicu perpecahan.
Ia berharap sesama muslim untuk selalu menjaga kerukunan. Adapun mengenai metode penetapan Hari Raya Idul Fitri, katanya, tidak ada perhitungan khusus.
Penentuan Hari Raya Idul Fitri dan semua atas petunjuk dari Allah SWT.
“Kami tidak memaksa pihak manapun untuk mengikuti keyakinan ini. Tetapi perbedaan ini agar tidak menyurutkan kerukunan dan agar selalu dijaga,” katanya.
Masyarakat sekitar juga begitu antusias menyambut lebaran meskipun dilakukan di tengah perbedaan.
Baca Juga: PLN Sediakan Tiga SPKLU di Rest Area Tol Solo-Sragen, Ini Lokasinya
Usai Sholat Idul Fitri selesai, para jamaah ini melanjutkan dengan halal bi halal di halaman masjid kemudian setelah selesai mereka kembali ke rumah masing-masing untuk merayakan lebaran bersama dengan keluarganya.