jawa-tengah

Kasus DBD melonjak, Pemkab Sukoharjo belum tetapkan status KLB

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:17 WIB
Waspada demam berdarah dengue (DBD), hampir tidak ada ruang bebas nyamuk, kasus DBD telah sampai Eropa. (Instagram @klinik.rawat.inap.assalamah )

HARIAN MERAPI-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sukoharjo sampai saat ini tercatat ada 102 kasus. DBD menjadi salah satu penyakit yang mendapat sorotan sekarang karena terjadi lonjakan kasus. Tertinggi DBD terjadi di wilayah Kecamatan Weru.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Tri Tuti Rahayu, Sabtu (23/3) mengatakan, kasus DBD mengalami lonjakan sejak awal Maret ini. Kasus paling banyak terjadi pada anak-anak.

DKK Sukoharjo atas lonjakan kasus DBD tersebut belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Kasus DBD sampai saat ini masih mampu tertangani dengan baik oleh petugas.

DKK Sukoharjo mencatat kasus DBD total saat ini sebanyak 102 kasus. Rinciannya, pada Minggu ini ada 21 kasus, Minggu sebelumnya 18 kasus dan Minggu sebelumnya lagi 63 kasus. Seluruh kasus DBD tersebut sudah ditangani oleh petugas.

Dilihat dari wilayah, jumlah kasus DBD paling tinggi terjadi di Kecamatan Weru 51 kasus, Kecamatan Tawangsari 18 kasus dan Kecamatan Nguter 7 kasus. Sedangkan kecamatan lainnya juga ada temuan kasus DBD dengan jumlah sedikit.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer 24 Maret 2024: kewalahan dengan pekerjaan atau merasa karir terhambat sedang pada saat yang sama, kehidupan rumah tangga kacau

"Kasus DBD terjadi hampir disemua daerah termasuk di Kabupaten Sukoharjo. Kami belum menetapkan status KLB. Semuas kasu DBD bisa ditangani petugas," ujarnya.

Penanganan kasus DBD dilakukan di rumah sakit dan puskesmas. DKK Sukoharjo masih terus melakukan pemantauan kondisi perkembangan pasien. Hal ini dilakukan untuk memastikan sudah tertangani dengan baik dan bisa segera sembuh.

DKK Sukoharjo atas kejadian lonjakan kasus DBD juga melakukan upaya lain pencegahan di masyarakat. Salah satunya terkait dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak. Perlu kesadaran tinggi masyarakat melakukan PSN sebagai upaya membasmi jentik nyamuk.

DKK Sukoharjo menilai PSN merupakan langkah paling efektif mencegah terjadinya kasus DBD. Sebab pemberantasan dilakukan mulai dari jentik nyamuk. Hal ini penting sebagai upaya sebelum tumbuh menjadi nyamuk dewasa dan menyerang warga.

"Ada pengaruh cuaca dimana sering hujan dan muncul genangan air dan jentik nyamuk. Karena itu perlu digerakan lagi PSN secara serentak sampai ditingkat rumah tangga," lanjutnya.

Baca Juga: Soto ayam kampung Pak Gendut Sleman banyak dipesan untuk buka puasa bersama, Ngadiran rasakan ampuhnya promosi 'gethok tular'

Gerakan PSN bisa dilakukan baik perorangan maupun melalui lingkungan setempat. Cara tersebut dianggap lebih maksimal mematikan jentik nyamuk sebagai sumber penyebaran DBD.

"Di rumah dan lingkungan harus bersih semua. Jangan ada genangan air mengingat sekarang musim hujan. PSN harus dilakukan bersama," lanjutnya.

DKK Sukoharjo sudah menerjunkan petugas ditingkat kecamatan hingga desa dan kelurahan untuk melakukan pemantauan dan penanganan DBD termasuk pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas juga di gerakan termasuk dalam penanganan penyakit lainnya di masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB