63 persen wilayah zona musim Indonesia terdampak El Nino, ini akibatnya

photo author
- Senin, 31 Juli 2023 | 21:25 WIB
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (31/7/2023).  (ANTARA/ Zubi Mahrofi))
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (31/7/2023). (ANTARA/ Zubi Mahrofi))

e HARIAN MERAPI - 63 persen wilayah zona musim di Indonesia terdampak fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau menjadi lebih kering.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, zona musim di Indonesia ada 699 zona, saat ini sudah sekitar 63 persen sudah memasuki periode musim kemarau.

"Artinya 63 persen memang sudah terdampak langsung dari El Nino itu sekitar 63 persen wilayah zona musim," ujar Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Baca Juga: Modus mengobati, seorang pengajar pondok pesantren di Batang lakukan pelecehan terhadap empat santriwati

Ia mengemukakan El Nino merupakan fenomena atmosfer yang sifatnya global, yaitu terjadinya peningkatan suhu muka laut.

"Ketika suhu meningkat otomatis dampaknya adalah terjadinya pengurangan udara basah di Indonesia, jadi udara yang masuk ke Indonesia itu relatif kering sehingga curah hujan semakin berkurang, tutupan awan juga berkurang, suhu juga makin tinggi, salah satu dampaknya adalah kekeringan," paparnya.

Di Indonesia, dampak El Nino yang paling kuat dirasakan adalah berkurangnya curah hujan.

"Jadi ketika kita di musim kemarau ditambah ada El Nino jadi semakin kering," kata Fachri.

Baca Juga: Pengalaman horor Rangga melihat penampakan sosok menakutkan di kamar mandi sekolah

Ia mengemukakan berdasarkan prakiraan hujan bulanan BMKG, beberapa wilayah dengan intensitas hujan berada dalam kategori rendah yakni di sebagian besar Sumatera, termasuk Riau, Bengkulu, dan Lampung, serta hampir seluruh wilayah Jawa.

Kemudian, di wilayah Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

"Nah, itu yang berpotensi terjadinya musim kering yang harus benar-benar diantisipasi tentunya," tuturnya.

Baca Juga: Resmi! Brigjen Asep Guntur Rahayu mengundurkan diri, buntut OTT KPK di Basarnas

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan ketersediaan pangan utama hingga sampai akhir 2023 aman.

"Mitigasi kita sebenarnya sudah di mulai sejak tahun lalu, kemudian di awal tahun 2023, dipastikan stok pangan komoditas strategis kita aman," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X