Di Mina, didirikan pos kesehatan utama yang dioperasionalkan oleh tenaga kesehatan KKHI Madinah.
Sedikit berbeda dengan tahun lalu, selain Poskes utama Mina akan disiagakan gabungan tim EMT, tim Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH), tim perlindungan jemaah (Linjam), dan petugas sektor di sepanjang jalur menuju jamarat.
Gabungan 4 unsur ini akan dibagi menjadi beberapa tim yang akan melakukan pelayanan kesehatan bergerak dari pos ke pos di jalur atas dan bawah.
Tim gabungan ini akan melakukan skrining dan pengamatan kesehatan jemaah yang berlalu-lalang sehingga bisa memberikan bantuan kesehatan bagi jemaah haji yang membutuhkan.
“Titik kritis adalah saat prosesi di Mina, oleh karenanya dibuat tim gabungan dari EMT, P3JH, Linjam dan petugas sektor. Saat ini tidak ada lagi pembedaan tugas antara Kemenkes dan Kemenag. Semua melebur untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji," ungkapnya.
Baca Juga: Nama bakal calon wakil presiden sudah dikantongi Anies Baswedan, segera diumumkan
Konsep pelayanan Armuzna sekarang adalah tidak ada lagi pembedaan tugas. Semua petugas baik dari Kemenkes dan Kemenag melebur jadi satu untuk memberikan pelayanan supaya jumlah petugas akan lebih banyak dan pertolongan bisa lebih dekat lagi dengan jemaah.
Selain sarana dan prasarana, tim kesehatan telah menyiapkan dari segi jemaah haji. Seluruh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) telah melakukan identifikasi pada 50 jemaah risiko tinggi (Risti) di setiap kloter.
Setelah tiba di Tanah Suci jemaah Risti ini terus dimonitoring kesehatan melalui visitasi rutin TKH dan medical check up (MCU) di KKHI.
Jelang Armuzna, akan dilakukan identifikasi nominasi jemaah yang disarankan untuk mengikuti safari wukuf dari hasil pemantauan rutin di kloter dan MCU.
Nominasi safari wukuf dari tiap sektor akan dilakukan seleksi pemeriksaan dokter spesialis melalui poli safari wukuf di KKHI Makkah.
Baca Juga: Partai Ummat DIY kenalkan bakal calon legislatif, minta masukan Pengurus Wilayah Muhammadiyah
Hasil poli safari wukuf ini akan memilah mana yang dapat diikutkan safari wukuf, badal haji, atau wukuf bersama jemaah di kloternya.
“Kita tidak lelah untuk selalu mensosialisasikan dan mengimbau jemaah haji yang sudah tidak mampu lagi bergerak ke Arafah dan Mina untuk dibadalkan ibadahnya," katanya.
"Jika jemaah yang dirawat di RSAS nanti badal haji atau safari wukuf akan ditangani oleh pemerintah Arab Saudi. Sedangkan jemaah haji sakit yang dirawat di KKHI Makkah jika memungkinkan diikutkan safari wukuf, bagi yang tidak memungkinkan akan dibadalkan," lanjut Kapus Liliek.