Pedagang meminta kepada pemerintah dan pihak terkait untuk segera turun mengatasi masalah. Sebab tingginya harga daging ayam sekarang dianggap sudah tidak wajar.
Baca Juga: Rumah Ramidi terbakar gara-gara lupa matikan tungku
"Lebaran sudah lewat lama dan harga daging ayam masih tinggi jelas tidak wajar. Kalau saat puasa Ramadan dan Lebaran itu wajar karena permintaan pembeli tinggi. Tapi sekarang permintaan sedikit dan barang masih melimpah tapi harga tetap saja tinggi," lanjutnya.
Pedagang sembako di Kartasura Sumarsih mengatakan, harga telur ayam masih tinggi Rp 30.000 per kilogram. Harga telur ayam sebelumnya sempat pada kisaran Rp 28.000 per kilogram, namun harga terus naik sampai sekarang pasca Lebaran.
"Saat puasa Ramadan saja dulu sempat Rp 28.000 per kilogram. Pasca Lebaran justru terus naik sekarang Rp 30.000 per kilogram," ujarnya.
Sumarsih mengatakan, sebagai pedagang setiap hari harus mendapat protes dari pelanggan tetap maupun pembeli lainnya. Sebab harga telur ayam yang dijual sangat tinggi Rp 30.000 per kilogram.
"Para pembeli menganggap saya menaikan sepihak harga telur ayam Rp 30.000 per kilogram. Padahal itu sudah naik dari peternak," lanjutnya.
Tingginya harga membuat Sumarsih tidak berani kulakan dan menyimpan telur ayam dalam jumlah banyak. Sebab khawatir telur ayam tersebut tidak laku dan rusak. Hal ini berdampak pada kerugian besar yang harus ditanggung.
"Kulakan seperlunya saja tidak sampai menumpuk dalam jumlah banyak takut tidak laku dan rusak. Kalau barang habis kulakan lagi. Stok di peternak melimpah dan tidak takut kehabisan," lanjutnya. *