HARIAN MERAPI - Masyarakat Kalurahan Mancingan kembali menggelar Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri.
Acara tahunan Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri ini di gelar setiap Selasa Wage per tahunnya sebagai wujud syukur atas hasil panen dan wisata.
Berikut keseruan gelaran Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri oleh masyarakat Mancingan sebagai wujud syukur atas hasil panen dan wisata.
Baca Juga: Bantul ditetapkan sebagai kota kreatif di Indonesia, berikut penghargaannya
Kepala Bidang Warisan Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Risman Supandi mengapresiasi acara tersebut.
Menurutnya acara ini dapat meningkatkan guyup rukun masyarakat dan bisa menjadi ikon wisata Kabupaten Bantul.
Bahkan Pisungsung Jaladri ini mendapatkan penghargaan dari kementerian dan diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Baca Juga: Mengaku sebagai spion polisi, pria ini peras korban Rp 1,1 juta
"Ini sebagai wujud partisipasi masyarakat untuk nguri-uri budaya dan juga menjadi agenda tahunan wisata yabg bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya Selasa (23/5/2023).
Sementara Kepala Dusun Mancingan, Handri Sarwoko S.E mengatakan bahwa upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri ini dilaksanakan setiap setahun sekali setelah panen raya dan setelah wisatawan liburan.
"Kegiatan ini dilaksanakan antara bulan Mei sampai Juni yang ada Selasa Wage," ucapnya.
Adapun tujuan upacara adat ini yaitu wujud syukur masyarakat Padukuhan Mancingan kepada Allah.
Baca Juga: Sleman terima 21 sertifikat Warisan Budaya Takbenda, berikut rinciannya!
Hal ini karena Allah telah memberikan rezeki dari wisata, keindahan Pantai Parangtritis dan dari hasil panen raya dari sawah.
Kegiatan ini diikuti oleh warga masyarakat Padukuhan Mancingan dan warga masyarakat yang menjual jasa di Pantai Parangtritis.
Gelaran ini dimulai dengan pembukaan yaitu upacara adat di Joglo Pariwisata Parangtritis.