Dalam perkembangannya, Salimar yang karena dialek setempat disebut Sleman menjadi bawahan Kerajaan Mataram Hadiningrat.
Ketika kerajaan itu pecah oleh perjanjian Giyanti 1755, Sleman menjadi bagian integral dari Kasultanan Yogyakarta.
Ketika itu, pusat ibu kota kabupaten Sleman berada di wilayah Sleman utara, yang kini menjadi Desa Triharjo.
Saat meletus zaman revolusi, Sleman terlibas masa krisis luar biasa. Seluruh pejabatnya memilih bergabung dengan para pejuang RI meninggalkan pusat perkantoran di Triharjo ke Ambarrukmo.
Baca Juga: Sinoeng N Rachmadi umumkan amanah ibunya sumbang pembangunan RS PKU Muhammadiyah Salatiga Rp 50 juta
Sampai pada masa empat pergantian bupati, pusat Pemkab Sleman berada di petilasan Pesanggrahan Sultan HB IX tersebut.
Ketika situasi telah pulih pada sekitar tahun 1964, pemkab Sleman kembali diboyong ke asalnya, dan kini beribukota di Beran.
Berpindahnya pusat pemerintahan dari Ambarukmo ke Beran inilah yang setiap hari jadinya diperingati dengan Kirab Bedhol Projo.
Baca Juga: Geng pelajar makin nekat, tawuran gunakan senjata tajam, ini yang harus dilakukan polisi
Ada pun penentuan Hari Jadi Kabupaten Sleman ditetapkan dengan Perda Nomor 12 Tahun 1998. Disebutkan, Hari Jadi Sleman adalah 15 Mei 1916. *