BPBD Sukoharjo dorong peningkatan kemampuan tanggap bencana alam warga, begini caranya

photo author
- Kamis, 27 April 2023 | 18:55 WIB
Dok. Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi saat memimpin latihan gabungan tanggap bencana alam.  (Wahyu Imam Ibadi)
Dok. Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi saat memimpin latihan gabungan tanggap bencana alam. (Wahyu Imam Ibadi)

HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mendorong peningkatan kemampuan tanggap bencana alam pada masyarakat hingga lapisan terbawah tingkat RT dan RW bahkan ke rumah tangga.

Sebab kemampuan tanggap bencana alam menjadi modal sangat penting dalam upaya penyelamatan dan menekan korban jiwa dan benda.

Terpenting juga sebagai upaya menghadapi perubahan fenomena alam hujan deras maupun kemarau panjang.

Baca Juga: Mapolres Jeneponto diserang, seorang anggota polisi tertembak, penyebabnya diduga karena masalah ini

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Kamis (27/4/2023) mengatakan, kemampuan tanggap bencana alam sekarang tidak lagi diprioritaskan pada kelompok saja, melainkan juga sudah harus menyentuh warga atau orang per orang.

Hal ini sangat penting dalam rangka bagian upaya penyelamatan pada saat bencana alam terjadi.

Kemampuan yang dimiliki perorangan membuat mereka seperti dikatakan Ariyanto akan semakin mudah dalam melakukan penyelamatan diri tanpa menunggu waktu lama datangnya bantuan dari luar. Hal ini penting untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa maupun luka, termasuk kerugian harta benda.

Baca Juga: Ini Tempat Makan Menyambut Anda Ketika Keluar Gerbang Tol Tingkir Salatiga yang Terkenal dengan GT 'Swiss'

Ariyanto mengatakan, secara pribadi maupun bersama BPBD Sukoharjo sudah terjun dan bertanya langsung kepada warga khususnya di wilayah rawan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Selain itu sampel warga di wilayah lainnya dengan tingkat kerawanan bencana alam seperti angin kencang dan kekeringan juga sudah diminta keterangannya.

Hasilnya banyak warga yang belum mengetahui harus melakukan apa pada saat bencana alam datang. Termasuk melakukan langkah antisipasi mencegah bencana alam dan upaya menyelamatkan diri.

"Kami dorong terus peningkatan kemampuan tanggap bencana alam sampai orang per orang. Jadi tidak lagi pada kelompok saja, tapi menyentuh warga hingga di rumah tangga. Nantinya bagaimana kepala keluarga bisa memprioritaskan upaya penyelamatan anggota keluarganya dalam menghadapi bencana alam. Artinya bersiap mengahadapi fenomena alam seperti curah hujan deras dan kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan. Ini penting dilakukan segera," ujarnya.

Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Pangan Usai Lebaran di Sukoharjo Stabil, Kebutuhan Masyarakat Terpenuhi

BPBD Sukoharjo melakukan langkah tersebut dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana). Keberadaan Destana sangat penting dan menjadi bagian memberikan edukasi kepada warga terhadap peningkatan kemampuan tanggap bencana alam.

"Terus dilakukan sosialiasi dan edukasi pada warga. Tidak hanya menyentuh tingkat RT dan RW saja, tapi juga keluarga. Sebab mereka juga rawan jadi korban terlebih lagi yang tinggal di wilayah rawan bencana alam seperti di bantaran Sungai Bengawan Solo atau perbukitan," lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X