Tahukah Anda sejumlah tradisi bulan Ramadhan di Papua, sangat menarik bagi wisatawan

- Minggu, 26 Maret 2023 | 08:00 WIB
Warga Kota Jayapura beragam Islam saat membeli takjil di ruas jalan Distrik Abepura  (ANTARA/Ardiles Leloltery)
Warga Kota Jayapura beragam Islam saat membeli takjil di ruas jalan Distrik Abepura (ANTARA/Ardiles Leloltery)



HARIAN MERAPI - Tidak semua orang tahu tradisi bulan Ramadan di Papua, padahal itu sangat menarik.


Tradisi selama bulan Ramadhan di Papua bahkan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke sana.

Seperti diketahui, di Tanah Papua yang sebelumnya hanya terdiri dari Provinsi Papua dan Papua Barat, kini memiliki empat Daerah Otonomi Baru (DOB) menyusul diresmikannya empat provinsi pemekaran.

Baca Juga: Petung Jawa weton Senin Pahing 27 Maret 2023, ngluhurake awake, pinter ngumpuli ing rame, wuled bebudene

DOB di Papua itu adalah Provinsi Papua Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2022, Provinsi Papua Tengah dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2022, dan Provinsi Papua Pegunungan melalui Undang-Undang Nomor 16 tahun 2022 . Menyusul kemudian, Provinsi Papua Barat Daya melalui UU Nomor 29 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Barat Daya.

Dengan demikian, kini ada enam provinsi di Tanah Papua yakni Provinsi Papua dengan Ibu Kota Jayapura, Papua Barat dengan Ibu Kota Manokwari, Papua Tengah dengan Ibu Kota Nabire, Papua Selatan dengan Ibu Kota Merauke, Papua Pegunungan dengan Ibu Kota Wamena dan Papua Barat Daya dengan Ibu Kota Sorong.

Papua memiliki khazanah budaya yang sangat beragam, karena masyarakatnya dari berbagai suku. Jumlah suku di Papua diperkirakan mencapai 255. Masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri.

Baca Juga: Cerita hidayah pemimpin yang zalim 128, kelurga Jimat menuntut keadilan atas kasus amuk massa

Suku-suku di Papua tersebut antara lain Ansus, Amungme, Asmat, Ayamaru, Bauzi, Biak, Dani, Empur, Iha,Komoro, Mee, Meyakh, Moskona, Nafri, Sentani, Souk, Waropen, Wamesa, Muyu, Tobati, Enggros, Korowai, Fuyu, Kayubatu, dan Kayupulo.

Menjelang bulan Ramadhan, ada tradisi umat Islam di Tanah Papua, khususnya di Ibu Kota Provinsi Papua, Kota Jayapura, yakni berziarah kubur. Setelah selesai membersihkan makam, masyarakat muslim di Bumi Cendrawasih berdoa untuk orang tua dan kerabat yang sudah meninggal. Kegiatan seperti ini juga biasa dilakukan pada akhir bulan Ramadhan atau saat Hari Raya Idul Fitri.

Sedangkan menjelang Hari Raya Idul Fitri, mereka biasa menggelar buka puasa bersama di masjid dalam rangka menjalin silaturahmi antarjamaah dan ada pula dilakukan di lingkungan pekerjaan maupun lingkungan sosial kemasyarakatan.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Jayapura Abdul Hafid Jusuf, mengatakan kegiatan yang sudah berlangsung bertahun-tahun itu bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antarumat dan antarmasyarakat di Kota Jayapura. Acara buka bersama biasa dihadiri umat muslim maupun non-muslim, sehingga mereka bisa merasakan suasana puasa Ramadhan bersama umat Islam.

Baca Juga: Cerita hidayah pemimpin yang zalim 126, warga panik tahu yang mereka hajar Jimat dan kondisinya sekarat

Kebersamaan dan kekeluargaan tetap terjaga antarumat beragama di Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua, tersebut. Harmonisasi masyarakat di daerah berjuluk 'Port Numbay' itu dikuatkan dengan berdirinya tugu Harmoni Award yang diresmikan Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa'adi pada 7 Maret 2023. Harmonisasi umat di Kota Jayapura diharapkan akan tetap terjaga dan terawat sampai kapanpun.

Pada akhir Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal masyarakat muslim melaksanakan takbir keliling sambil membawa obor di Kota Jayapura. Pawai obor biasa dilakukan umat Islam di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. "Untuk saat ini, pawai obor sepertinya tidak lagi dilaksanakan, tetapi digantikan dengan takbir di setiap masjid," kata Abdul Hafid Jusuf.

Halaman:

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X