Kelompok bersenjata bebaskan seorang sandera wanita di Papua Nugini, 3 orang masih ditawan

- Kamis, 23 Februari 2023 | 11:15 WIB
Ilustrasi  (Antara Sumut/ist)
Ilustrasi (Antara Sumut/ist)



HARIAN MERAPI - Seorang wanita disandera kelompok bersenjata di Papua Nugini di medan yang sulit dijangkau. Namun setelah dilakukan negosiasi perempuan tersebut dibebaskan oleh penyandera.


Sedang tiga orang lainnya masih dalam proses negosiasi. Negosiasi terus berjalan untuk mendapatkan resolusi damai atas situasi itu.

“Pembebasan salah seorang wanita tawanan Papua Nugini, merupakan hasil positif, dan negosiasi terus berjalan bagi keselamatan pembebasan dua wanita lainnya asal Papua Nugini dan seorang pria warga negara Selandia Baru,” kata Komisaris Polisi Papua Nugini David Manning dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Baca Juga: Even Jogja Parrotdiningrat dongkrak PAD Bantul hingga ratusan juta rupiah, kunjungan wisatawan naik

Manning menambahkan bahwa ketiga tawanan yang masih ditahan berada dalam kondisi sehat namun ditahan di medan yang sulit dan komunikasi cukup menantang.

Polisi mengatakan pada Senin bahwa pasukan keamanan khusus diterbangkan ke wilayah itu dan akan menggunakan kekuatan yang mematikan terhadap para penjahat tersebut jika diperlukan untuk mengamankan para tawanan.

Pernyataan polisi terbaru menekankan negosiasi akan dilakukan secara hati-hati menghindari meningkatnya ketegangan.

Baca Juga: Hati-hati, predator anak bisa jadi berada di dalam rumah

Komisaris polisi memperingatkan para penculik bahwa tindakan yang menyakiti para tawanan akan membuat perubahan dalam respon keamanan.

Sekelompok peneliti arkeologi, yaitu seorang profesor yang bekerja di universitas Australia, dua mahasiswa universitas lokal dan seorang koordinator program ditawan kawanan pria bersenjata yang menuntut uang tebusan pada Minggu.

Kelompok tersebut sedang melakukan karyawisata di desa terpencil Fogoma’iu di wilayah Gunung Bosavi, dekat perbatasan provinsi Pegunungan Selatan dan Hela.

Baca Juga: Manchester City Petik Hasil Seri di Markas RB Leipzig

Profesor itu adalah penduduk Australia dengan kewarganegaraan Selandia Baru, dan tidak diidentifikasi secara publik karena situasi yang sensitif.

Harian PNG Post Courier melaporkan bahwa belasan pria yang menawan para sandera telah dapat diidentifikasi polisi.

Televisi ABC mengatakan melaporkan seorang pria asing yang berada di sekitarnya dikawal keluar untuk keselamatannya.*

Halaman:

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X