HARIAN MERAPI - Pasca erupsi Merapi, api diam terpantau di area kubah lava. Masyarakat diimbau tak perlu panik.
Demikian informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Selasa (14/3/2023).
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, adanya api diam yang terpantau di area kubah lava barat daya Gunung Merapi merupakan fenomena wajar pada kubah lava gunung api yang sedang aktif.
Baca Juga: Peduli kesehatan, UHC Sleman dan Kulonprogo capai di atas 97 persen
Penampakan api diam itu berdasar pada pengamatan BPPTKG periode 13 Maret 2023 pukul 18.00 - 24.00 WIB.
"Api diam itu penampakan rona merah, biasanya akibat lava yang panas," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso saat dikonfirmasi di Yogyakarta, Selasa.
Selama periode pengamatan itu, BPPTKG tidak mencatat adanya awan panas guguran maupun lava pijar yang keluar dari gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Baca Juga: Pesawat Trigana Air Ditembaki KKB, Polisi Perketat Pengamanan di Bandara Dekai
Awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi sebanyak dua kali berdasarkan pengamatan BPPTKG periode Selasa (14/3) pukul 00.00-06.00 WIB.
Jarak luncur awan panas guguran mencapai 1.600 meter sampai 2.000 meter mengarah ke barat daya.
Teramati pula sebanyak 15 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
Sementara itu, gempa awan panas guguran tercatat dua kali, gempa guguran 55 kali, gempa fase banyak 10 kali, dan gempa vulkanik dangkal dua kali.
Baca Juga: Jadi Tersangka, Rektor Universitas Udayana Bantah Dana SPI Mengalir ke Tiga Staf Rektorat
BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam.