Hadir di Ponpes Wali Tuntang, Cucu Syeh Abdul Qadir Jaelani Beri Pesan kepada Santri, Begini Isinya

photo author
- Senin, 13 Maret 2023 | 16:55 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Wali, Tuntang KH Anis Maftuhin bersama Syeh Ruhi Al Jaelani.  (Dok Ponpes Wali )
Pengasuh Pondok Pesantren Wali, Tuntang KH Anis Maftuhin bersama Syeh Ruhi Al Jaelani. (Dok Ponpes Wali )

HARIAN MERAPI - Pondok Pesantren (Ponpes) Wali, di Tuntang Kabupaten Semarang kedatangan Syeh Ruhi Al Jaelani, cucu ke 26 Sultonul Auliya Syeh Abdul Qadir Jaelani, Jumat (10/3/2023) lalu.

Dalam kunjungannya itu, Syeh Ruhi memberikan tausiyah di hadapan ribuan warga dan santri serta wali santri Ponpes Wali yang tengah menggelar acara Haflah Akhir Sanah (Pesta Akhir Tahun Ajaran).

Pada kesempatan ini Syeh Ruhi berpesan kepada para santri agar terus menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

Baca Juga: Cek Tanaman Bunga Rawa yang Ia Tanam di Ranca Upas, Mang Uprit: Jangan Sampai Keinjek!

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang penuh berkah dan bisa menjadi contoh bagi negara negara berpenduduk muslim lainnya.

"Saya pun jatuh cinta pada Indonesia, " ucap Syeh Ruhi sambil mengajar para hadirin melantunkan Ya Lal Wathon dan Indonesia Raya.

Selain itu, Syeh Ruhi juga sempat memberikan ijazah manakib Syeh Abdul Qadir al Jaelani agar diamalkan oleh santri santri dan masyarakat luas.

Untuk diketahui, Ponpes Wali merupakan Pesantren salafiyah bermanajemen modern yang fokus pada pengembangan kemampuan literasi para santrinya.

Baca Juga: Ini Falsafah Pendiri Pondok Pesantren Gontor Ponorogo, Bisa Membuat Tenang Bagi yang Mempelajarinya

Selain mengajarkan kitab kuning, Ponpes Wali juga memberikan life skill kepada santri santrinya agar bisa bersaing dan berkontribusi nyata kepada kemajuan bangsa dan negara.

Pengasuh Pesantren Wali Tuntang ,Kabupaten Semarang, KH Anis Maftuhin mengatakan pembelajaran bahasa Arab di ponpes wali menerapkan metode Pondok Gontor dengan kurikulum KMI.

Adapun untuk penguatan wawasan keilmuan dan keislaman, ponpes wali mengajarkan kitab-kitab kuning dengan metode Pesantren salafiyah, baik sorogan maupun bandongan.

Baca Juga: Suzume, Kisah Trauma dan Petualangan Hidup Mati Umat Manusia

"Kami memiliki komitmen untuk melahirkan santri yang mampu mengakses khazanah literasi islam yang sangat kaya dan memiliki skill hidup yang berkualitas, " papar Anie Maftuhin dalam pernyataan tertulisnya, Senin (13/3/2023). *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X