Sementara itu, staf Stasiun Geofisika Kelas I Sleman Ayu K. Ekarsti mengatakan hingga saat ini BMKG belum bisa mengklaim keberadaan Sesar Mataram tersebut.
BMKG, kata dia, juga belum bisa menyatakan bahwa sesar tersebut berbahaya atau tergolong sesar aktif.
Alasannya, berdasarkan monitoring atau pengamatan BMKG, kata dia, sampai saat ini di lokasi sesar yang keberadaanya diklaim oleh peneliti tersebut belum dijumpai adanya aktivitas kegempaan.
Menurut dia, dapat dinyatakan keberadaan sesar aktif apabila pernah terjadi gempa bumi di daerah tersebut.
"Untuk dapat memutuskan validitasnya diperlukan penelitian lanjut yang melibatkan berbagai metode dari banyak disiplin ilmu seperti geofisika, geologi, maupun geodesi," kata Ayu seraya meminta masyarakat tidak resah dengan hasil studi tersebut.(*)