Amsori pun melihat manfaat jangka panjang dari strategi ini, yakni pejabat bisa memahami masalah langsung dari masyarakat, kemudian merumuskan kebijakan yang lebih realistis dan berpihak.
"Metode ini, jauh lebih efektif daripada sekadar membaca laporan birokrasi di atas meja," sebutnya.
Kehadiran Seskab Teddy Bikin Legitimitas Pemerintah Meningkat
Bagi Amsori, kehadiran empatik yang ditunjukkan Seskab Teddy bukan hanya soal citra, tapi sebagai investasi legitimasi pemerintah RI.
Baca Juga: Tujuh orang belum ditemukan, Tim SAR fokuskan pencarian korban longsor di Tarukahan Cilacap
Survei dari Indikator Politik, menunjukkan tingkat kesadaran publik terhadap Seskab Teddy mencapai lebih dari 50 persen.
Hal tersebut, menunjukkan figurnya semakin dikenal dan dihargai. Amsori menilai ini bukan kebetulan.
“Kuncinya bukan pencitraan. Ini soal hadir dengan hati,” ujar Amsori.
Bagi Amsori, konsistensi Teddy dalam mengunjungi masyarakat kecil adalah bagian dari strategi kepemimpinan yang berdampak lebih dalam.
Baca Juga: Polres Sukoharjo tangkap dua pelaku jaringan pengedar sabu 213 gram
Dalam hal ini, Seskab di Kabinet Merah Putih itu dinilai dapat memperkuat hubungan emosional antara negara dan warganya, sekaligus memberikan contoh kepada pejabat lain bahwa empati adalah fondasi legitimasi yang kokoh.
Menurut Amsori, sosok Teddy telah menjadi simbol birokrasi yang baru, yakni bukan terkait birokrat kelas atas yang jauh dari rakyat, tetapi pemimpin yang rendah hati, empatik, dan tetap efisien.
“Yang membuat publik menerima Teddy adalah sikap rendah hati, bukan wibawa yang dibuat-buat,” tandasnya.
Fenomena Politik yang Menarik Dicermati