Jadi inovasi tersebut, lanjutnya, tak sekadar melahirkan pewarna alami, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru tentang keberlanjutan. Artinya, program tersebut berkontribusi langsung terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 8 dan 12, mendorong ekonomi kreatif lokal yang berkeadilan dan ramah lingkungan.
“Melalui dukungan Kemdiktisaintek, UNY dan UMKM Sekar Jagad Bayat Klaten, membuktikan limbah pertanian bisa disulap menjadi karya seni bernilai tinggi serta memperkuat posisi batik Indonesia di pasar global tanpa kehilangan akar kearifan lokalnya,” tegas Agung. *