HARIAN MERAPI - Wilayah Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo hingga awal Oktober 2025 ini untuk kali pertama bebas kekeringan. Artinya kebutuhan air bersih warga masih bisa dipenuhi setelah Pemkab Sukoharjo gencar membangun sumur dalam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo saat ini terus memantau kondisi warga di wilayah rawan kekeringan lain meliputi Kecamatan Tawangsari dan Weru.
Camat Bulu Widyanto Setyo Wibowo, Rabu (1/10/2025) mengatakan, wilayah Kecamatan Bulu sejak lama sudah dikenal sering terdampak kekeringan saat musim kemarau. Akibatnya warga disejumlah desa kekurangan air bersih. Kebutuhan air bersih sepenuhnya mendapat bantuan dari Pemkab Sukoharjo.
Ada tiga desa yang sering terdampak kekeringan saat musim kemarau di wilayah Kecamatan Bulu. Ketiganya yakni, Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron.
"Untuk musim kemarau tahun ini wilayah Kecamatan Bulu untuk kali pertama sudah bebas kekeringan. Artinya kebutuhan air bersih warga sudah terpenuhi berkat program sumur dalam bantuan Pemkab Sukoharjo," ujarnya.
Baca Juga: Inilah olahraga yang aman untuk jantung, dokter ingatkan jangan sembarangan aktivitas fisik
Widyanto menjelaskan, seperti warga di wilayah Desa Kamal, Kecamatan Bulu. Sebab disaat musim kemarau setiap tahun warga Desa Kamal, Kecamatan Bulu yang pertama terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih. Namun saat ini kebutuhan air bersih sudah terpenuhi dari sumur dalam Pemkab Sukoharjo.
"Program sumur dalam bantuan Pemkab Sukoharjo berhasil dan warga di tiga desa di Kecamatan Bulu sudah mendapat pemenuhan air bersih," lanjutnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan, BPBD Sukoharjo mencatat ada 17 dari total 150 desa di Kabupaten Sukoharjo rawan kekurangan air bersih saat musim kemarau. Kondisi cuaca panas berdampak pada lingkungan menjadi kering. Dampaknya sumur warga ikut mengering dan debit air bersih turun drastis.
Data BPD Sukoharjo diketahui total ada 17 desa rawan kekeringan di Kabupaten Sukoharjo tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Data BPBD Sukoharjo diketahui wilayah rawan kekeringan tinggi di Kecamatan Weru meliputi Desa Karangtengah, Desa Karangwuni, Desa Krajan, Desa Jatingarang, Desa Karanganyar, Desa Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Weru, Desa Karakan, Desa Tegalsari, Desa Tawang dan Desa Ngreco. Wilayah Kecamatan Bulu kerawanan kekeringan tinggi di Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron. Sedangkan di Kecamatan Tawangsari wilayah rawan kekeringan tinggi di Desa Watubonang dan Desa Pundungrejo.
Baca Juga: Mengapa orang tua harus mewaspadai gejala flu pada anak, begini penjelasan dokter
Berdasarkan data tersebut BPBD Sukoharjo memperkirakan kekeringan pada musim kemarau berdampak pada kekurangan air bersih warga akan terjadi pada wilayah teratas yakni di tiga desa di Kecamatan Bulu. Ketiganya yakni Desa Kamal, Desa Kunden dan Desa Puron.
Cuaca panas juga berdampak pada kekeringan di wilayah lainnya di bawah Kecamatan Bulu yakni Kecamatan Weru dan Tawangsari. Ketiga kecamatan tersebut memiliki karakteristik di perbukitan kering. Warga mengandalkan mendapat air bersih dari sumur, sumber penampungan dan Pamsimas.
"Kondisi cuaca semakin panas. Bahkan suhu udara terasa panas saat malam hari. Terus kami pantau kondisi wilayah dan sementara ini stok air bersih di sumur warga masih tersedia. Diperkirakan satu atau dua bulan kedepan aman. Tapi itu juga tergantung kondisi cuaca, apabila suhu udara terus naik dan cuaca semakin panas maka mempercepat penurunan debit air bersih sumur warga," ujarnya.
BPBD Sukoharjo meminta kepada pemerintah desa dan kecamatan setempat untuk aktif memantau kondisi air. Pemantauan difokuskan pada lingkungan dan ketersediaan air bersih.