HARIAN MERAPI- Kepala Dinas Pemdidikan (Disdik) Salatiga Muh Nasiruddin mengungkapkan ada rasa khawatir di kalangan kepala sekolah terkait permintaan tandatangan perjanjian oleh calon penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pernyataan ini dikatakannya saat mengawali pertemuan Pelaksanaan Program MBG di Salatiga bersama Walikota dan jajaran, Kamis (25/9/2925) lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Muh Nasiruddin, memaparkan kondisi pelaksanaan MBG di lapangan. Ia menyebutkan bahwa distribusi program masih belum merata.
“Di tingkat SMP, dari 31 sekolah baru 7 yang mendapatkan MBG. Sementara untuk SD di Kecamatan Tingkir, dari 19 sekolah dasar, baru 1 yang terlayani,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan kekhawatiran para Kepala Sekolah terkait permintaan penandatanganan perjanjian oleh calon penyedia.
“Hal ini menimbulkan kecemasan dan keraguan di lapangan,” ujarnya.
Acara ini juga dihadiri oleh jajaran Asisten Sekda, Kepala OPD, Camat, Koordinator SPPI, serta seluruh Kepala Sekolah dan Pengawas jenjang SD/MI/SMP/MTs se-Kota Salatiga.
Nasiruddin menyebutkan bahwa distribusi program masih belum merata.
“Di tingkat SMP, dari 31 sekolah baru 7 yang mendapatkan MBG. Sementara untuk SD di Kecamatan Tingkir, dari 19 sekolah dasar, baru 1 yang terlayani,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Salatiga, Robby Hernawan menekankan bahwa MBG adalah program jangka panjang dengan dampak besar bagi masa depan Salatiga.
“MBG bukan hanya soal pembagian makanan gratis, tapi merupakan investasi jangka panjang dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan kuat,” tegasnya.
Salatiga memiliki lebih dari 272 sekolah dari TK/RA hingga SMA/MA, dengan total peserta didik lebih dari 50 ribu anak. Ini adalah tanggung jawab besar, dan MBG hadir untuk memastikan mereka mendapatkan gizi yang layak dan seimbang.
Terkait keraguan di lapangan, Robby meminta seluruh pihak untuk membuka saluran komunikasi.
“Saya minta agar tidak ada keluhan dari lapangan yang diabaikan. Semua harus ditangani dengan terbuka dan tanggap,” katanya.*