RUPTL 2025–2034 Hijau PLN: Optimisme yang Masih Terganjal Batu Bara

photo author
- Kamis, 25 September 2025 | 22:00 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada Konferensi Pers RUPTL 2025-2034 di Jakarta, Senin 26 Mei 2025.  (PLN)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada Konferensi Pers RUPTL 2025-2034 di Jakarta, Senin 26 Mei 2025. (PLN)

Kesepakatan ini mencakup janji puncak emisi sektor listrik pada 2030 dan bauran energi terbarukan 44 persen pada tahun yang sama.

Namun dana transisi itu macet: hibah terlalu kecil, pinjaman belum menarik, dan negosiasi pensiun dini PLTU, seperti Cirebon-1 di Jawa Barat, belum juga tuntas.

“Kalau dana JETP saja belum jelas, bagaimana kita bisa yakin lonjakan energi bersih terjadi tepat waktu?” ujar Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR).

Menurutnya, tanpa percepatan lelang proyek EBT dan pembenahan regulasi pasar listrik, target 2030 hanya akan menjadi angka di dokumen.

Baca Juga: BRI Perkuat Dukungan bagi Sektor Pertanian Melalui Akses Pembiayaan dan Pemberdayaan Inklusif

Ketergantungan yang Berisiko

Sementara itu, PLN berdalih transisi harus dilakukan bertahap. Gas disebut sebagai “jembatan” untuk menjaga pasokan.

Dalam rilis resminya, PLN menegaskan komitmen 76 persen dari tambahan kapasitas adalah EBT.

Namun di saat bersamaan, perusahaan juga menegaskan akan menyelesaikan proyek fosil yang sudah telanjur masuk pipeline.

Baca Juga: CoreLab 2025 Promedia Hadir di Kampus Unesa Surabaya, Ajang Mahasiswa Tingkatkan Skill Bikin Konten di era Digital Masa Kini

Bagi pengamat, pola “back loaded” atau menumpuk proyek di akhir dekade sarat risiko. Selain bottleneck pembiayaan dan izin, ada ancaman rantai pasok ketika banyak proyek dikebut serentak.

Pusat Penelitian DPR menyoroti hal ini, semakin lama transisi ditunda, semakin berat beban yang harus diselesaikan sekaligus.

Janji Hijau yang Masih Tertunda

Baca Juga: Masyarakat diminta berikan masukan perbaiki Program MBG, Menag: Sesuatu yang baru memang ada kekurangannya

Di balik semua angka, cerita transisi energi sesungguhnya menyangkut kualitas udara yang dihirup jutaan warga, kesehatan masyarakat, dan daya saing ekonomi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X