Begini seruan Hamas kepada negara-negara Arab dan muslim terkait serangan Israel

photo author
- Senin, 15 September 2025 | 10:00 WIB
Anggota pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Hamas Palestina.  (ANTARA/Anadolu)
Anggota pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Hamas Palestina. (ANTARA/Anadolu)



HARIAN MERAPI - Israel masih terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza dan membunuh warga sipil.


Kelompok perlawanan Hamas pun menyerukan kepada negara Arab dan muslimuntuk memboikot politik dan ekonomi Israel.


Hamas juga mengecam serangan Israel di Doha sebagai upaya pembunuhan yang disengaja terhadap delegasi negosiator mereka dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Qatar, serta mendesak negara-negara Arab dan Muslim memberlakukan boikot politik dan ekonomi terhadap Israel.

Baca Juga: Ramalan zodiak cinta dan karir Gemini besok Selasa 16 September 2025, gubahlah lagu balada untuk menghargai kekasih Anda atau ciptakan kenangan indah

Dalam sebuah pesan pada Minggu (14/9) kepada para menteri luar negeri negara-negara Arab dan Islam, serta kepada PBB, Uni Afrika, dan badan internasional lainnya, Hamas menyatakan bahwa otoritas Benjamin Netanyahu memikul tanggung jawab penuh atas sabotase upaya mediasi dan gagalnya perundingan gencatan senjata.

Hamas menyebut serangan di Doha terjadi sehari setelah delegasinya, termasuk ketua perunding Khalil al-Hayya, bertemu dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, yang menyerahkan proposal baru untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Delegasi tersebut sedang membahas tawaran itu pada 9 September ketika pesawat Israel menargetkan rumah al-Hayya.

Menurut Hamas, serangan tersebut menewaskan putra al-Hayya, Humam, direktur kantor Jihad Lubad, tiga ajudan, dan seorang penjaga keamanan Qatar. Beberapa anggota keluarga terluka, meskipun para perunding selamat.

Hamas mengatakan bahwa serangan tersebut bertujuan menghancurkan prinsip mediasi itu sendiri dan mencerminkan pola berulang Israel dalam membatalkan kesepakatan serta melakukan pembantaian.

Baca Juga: Begini komentar Ariel Noah setelah lari mengelilingi sirkuit Mandalika

Kelompok Palestina itu juga mengingatkan runtuhnya kesepakatan pada 17 Januari lalu dan pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada awal tahun ini meskipun kelompok tersebut menerima inisiatif mediasi saat itu.

Kelompok ini pun menyerukan negara-negara Arab dan Muslim, serta komunitas internasional yang lebih luas, untuk menekan Israel menghentikan serangan militer, mengisolasi Israel secara politik dan ekonomi, serta menuntut para pemimpinnya di pengadilan internasional atas tuduhan genosida dan kejahatan perang.

Hamas menegaskan kembali bahwa mereka adalah gerakan pembebasan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, serta menekankan bahwa kepemimpinan terpilih mereka tidak dapat diperlakukan sebagai target militer yang sah.

Adapun dalam pernyataan terpisah, faksi-faksi perlawanan Palestina mendesak pertemuan puncak darurat Arab-Islam di Doha untuk mengambil langkah kolektif dan mendesak serta membentuk koalisi Arab-internasional guna menghentikan genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Baca Juga: Gandeng TULOLA, BCA Dukung Desa Wisata Taro Pamerkan Karya Kerajinan Perak di Perayaan Kawan Nusantara 'IDENTITAS'

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X