HARIAN MERAPI - Kelompok perlawanan Palestina di Gaza, Hamas, menyetujui gencatan senjata dengan syarat membebaskan 10 sandera Israel.
Hamas juga memberi perhatian serius terhadap pelaksanaan gencatan senjata, termasuk masuknya bahan makanan ke Gaza.
Hal tersebut disampaikan Hamas pada rabu malam.
Baca Juga: Miliki 102 Kapal Berstandar Global, Pelayanan Armada PIS Kian Tangguh dan Andal
Mereka mengatakan terus berusaha memastikan putaran perundingan yang sedang berlangsung "mencapai kesepakatan komprehensif yang mengakhiri agresi" Israel terhadap rakyat Palestina, menjamin masuknya bantuan kemanusiaan dengan aman, dan "meringankan penderitaan yang kian parah di Jalur Gaza."
"Gerakan ini (Hamas) telah menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan dan menyetujui pembebasan 10 tahanan," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Meski begitu, sejumlah isu krusial masih dibahas, termasuk aliran bantuan kemanusiaan, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan jaminan konkret atas terciptanya gencatan senjata secara permanen.
Namun, pernyataan Hamas itu belum ditanggapi oleh Israel.
Baca Juga: Peruntungan Shio Ular besok Jumat 11 Juli 2025, tetaplah tenang dan bersabar, waktu Anda akan tiba
Sebelumnya, lembaga penyiaran publik Israel mengutip sumber anonim yang menyebut bahwa Israel menunjukkan "fleksibilitas signifikan" dalam beberapa jam terakhir, khususnya terkait penarikan pasukan dari poros Morag di Gaza selatan.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahannya "semakin dekat" dengan kesepakatan gencatan senjata di wilayah kantong Palestina itu.
Di sisi lain, mantan Kepala Staf Militer Israel, Gadi Eisenkot, mendesak sang pemimpin, Benjamin Netanyahu, untuk "menanggalkan sikap keras kepala" dan segera menyelesaikan kesepakatan demi pembebasan para sandera dan tercapainya gencatan senjata permanen, menurut laporan Channel 7 Israel.
Baca Juga: Dinas Kebudayaan Bantul Gelar Festival Karawitan Anak 2025
Pada Selasa malam, Trump bertemu Netanyahu untuk kedua kalinya dalam 24 jam terakhir di Gedung Putih, di mana mereka membahas upaya gencatan senjata dan pertukaran tawanan.
Delegasi Hamas dan Israel masih melanjutkan perundingan di Doha, Qatar, untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina sejak Oktober 2023.*