Sudah Saatnya Pemerintah Rangkul Media yang Dipercaya Rakyat, Bukan Influencer

photo author
- Selasa, 2 September 2025 | 20:30 WIB
Potret aksi demo di area Gedung DPR dan MPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025.  (harianterbit.com/Aldi Tsaqif)
Potret aksi demo di area Gedung DPR dan MPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025. (harianterbit.com/Aldi Tsaqif)

Media Bikin Rakyat Tenang

Sebagai Ketua AMKI Jawa Tengah, Samsul juga menilai kehadiran Presiden di media bisa menumbuhkan kepercayaan publik dan mengurangi kesalahpahaman.

“Kalau Presiden sering tampil lewat media, rakyat merasa dilibatkan. Itu penting untuk menjaga legitimasi kepemimpinan nasional,” tegasnya.

Pandangan ini sejalan dengan analis politik, Hendri Satrio atau akrab disapa Hensa yang menyebut media massa dapat membuat masyarakat lebih tenang.

Baca Juga: Polda DIY pulangkan 23 pelajar yang diamankan pada saat kerusuhan

“Media massa lah yang bisa menenangkan rakyat, bukan influencer,” ujar Hensa dalam kesempatan berbeda pada Senin, 1 September 2025

Berkaca dari hal itu, terdapat penelitian yang menunjukkan kepercayaan publik terhadap media massa ketimbang influencer.

Fakta Survei: Media Lebih Dipercaya

Data survei Indonesian Presidential Studies (IPS) UGM tahun 2022 membuktikan hal itu. Sebanyak 74,4 persen publik masih percaya pada media formal, seperti televisi, radio, dan surat kabar.

Baca Juga: Acil Bimbo wafat setelah satu tahun terakhir jalani perawatan intensif di rumah sakit, ini penyakitnya...

Sementara media sosial hanya dipercaya oleh 12,7 persen masyarakat. Angka ini memperlihatkan jurang besar antara kredibilitas media dan influencer.

Fakta ini seharusnya jadi bahan pertimbangan serius bagi Presiden Prabowo untuk mengubah pola komunikasi. Terlebih terdapat sejumlah kasus blunder politik dari influencer yang diungkap Indonesia Corruption Watch (ICW).

Pengalaman Buruk dengan Influencer

Baca Juga: Demonstrasi di Temanggung berlangsung anarkis, polisi berhasil pukul mundur, keadaan kondusif

Indonesia punya banyak catatan soal blunder influencer. ICW mengingatkan, pada masa pandemi pemerintah sempat menggelar konser BPIP yang melibatkan artis. Acara itu justru dikritik karena tidak peka pada situasi krisis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X