Perhutani Kedu Utara kembangkan Kopi Yellow Caturra di Temanggung

photo author
- Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:30 WIB
Administratur KPH Kedu Utara Maria Endah Ambarwati menunjukkan kopi yellow caturra siap panen (Foto : Arif Zaini Arrosyid)
Administratur KPH Kedu Utara Maria Endah Ambarwati menunjukkan kopi yellow caturra siap panen (Foto : Arif Zaini Arrosyid)

HARIAN MERAPI - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara memelibatkan warga dalam pengelolaan sekitar delapan ribu hektare kebun kopi, yang menjadi otoritanya.

Administratur KPH Kedu Utara Maria Endah Ambarwati mengatakan pengelolaan kebun kopi yang berada di kawasan hutan Perhutani di KPH Kedu Utara dikelola masyarakat dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH).

"Ada ratusan LMDH yang dibawah binaan KPH Kedu Utara, ini tersebar dalam 5 kebupaten," kata Maria Endah Ambarwati, Jumat (27/6/2025).

Baca Juga: Pemisahan pelaksanaan pemilu nasional dan lokal jawab masalah fundamental penyelenggaraan pemilu

Dia mengatakan kerjasama dengan warga dalam budidaya kopi merupakan komitmen Perhutani untuk meningkatkan produktivitas kopi dalam negeri, sekaligus mensejahterakan petani.

Dia mengemukakan lima kabupaten yang menjadi otoritasnya adakah Kabupaten Temanggung Kendal, Wonosobo, Semarang dan Magelang.

Lahan yang terluas ditanami kopi di wilayah Temanggung, seperti di Kecamatan Jumo, Kaloran dan Bejen.

"Luasan di Temanggung mencapai empat ribu hektar," tegas dia.

Baca Juga: Menhub siapkan tiga langkah wujudkan nihil ODOL, yuk simak apa saja langkahnya.....

Jenis kopi yang ditanam, disampaikannya ada tiga, yakni Robusta, Arabika dan Yellow Caturra. Khusus Yellow Caturra sedang dikembangkan di ketinggian diatas 1000 dpl, seperti di kawasan Jumprit yang berada di lereng gunung Sindoro.

Dijelaskan kopi yellow caturra berbeda dengan biji kopi lainnya yang berwarna merah pekat ketika matang, yellow caturra hanya berwarna kuning. Ukuran biji kopinya juga terbilang kecil, lebih keras, dan lebih wangi.

"Ketika diseduh, yellow caturra ini memiliki rasa seperti lemon. Jadi mirip seperti teh buah," kata dia.

Perhutani mengembangkan kopi tersebut karena memiliki nilai ekonomi yang lebih bagus. Harga sekitar 400 ribu per kg, kata dia.

Baca Juga: Waspadai gagal jantung, ini gejala, penyebab dan penanganannya, ikuti petunjuk dokter

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X