HARIAN MERAPI - Kejahatan Israel makin menjadi-jadi, di tengah retaknya kesepakatan gencatan senjata, Israel memblokade bantuan kebutuhan pokok masuk Gaza.
Tindakan Israel ini dinilai sebagai tindakan membunuh secara perlahan warga Palestina.
Otoritas Gaza pada Selasa memperingatkan bahwa blokade Israel terhadap masuknya kebutuhan pokok telah memperburuk kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza dan secara lahan membunuh lebih dari dua juta orang di daerah kantong itu.
Baca Juga: Peternakan Babi di Plumutan Diprotes Warga, Satpol PP Bantul Minta Aktivitas Dihentikan
“Sekitar 2,4 juta warga Palestina menderita kerawanan pangan yang parah dan dahsyat,” ujar Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza Ismail Thawabteh kepada Anadolu.
Ia mengatakan lebih dari 90 persen penduduk Gaza bergantung sepenuhnya pada bantuan pangan.
“Bantuan pangan tidak lagi datang karena Israel menutup penyeberangan Gaza dan mencegah masuknya bantuan,” tambahnya.
Baca Juga: Lahan Pertanian di Salatiga Banyak Beralih Fungsi, Per Tahun Berkurang 20-30 Hektare
Thawabteh mengatakan puluhan toko roti telah berhenti beroperasi karena kekurangan tepung dan bahan bakar.
“Program dan organisasi internasional terpaksa menghentikan dukungan mereka terhadap distribusi makanan dan operasi toko roti, sementara beberapa toko roti keliling beroperasi dengan kapasitas yang sangat terbatas.
"Gaza menghadapi ancaman bencana kelaparan yang semakin nyata, dan sebagian wilayahnya sudah mengalami hal itu," katanya.
Sejak 2 Maret, Israel telah menutup perlintasan Gaza, menghalangi pasokan penting memasuki daerah kantong itu meskipun terdapat banyak laporan tentang bencana kelaparan di wilayah yang dilanda perang tersebut.
Baca Juga: Manchester City Libas Aston Villa 2-1 Berkat Gol Telat Matheus Nunes, The Citizen Tembus Empat Besar
Tentara Israel melanjutkan serangan di Gaza pada 18 Maret, menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang tercapai pada 19 Januari.