Begini makna Idul Fitri menurut Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

photo author
- Rabu, 2 April 2025 | 10:00 WIB
Tangkapan layar - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan refleksi Idul Fitri secara daring di Jakarta pada Senin (31/3/2025). ( ANTARA/Hana Kinarina)
Tangkapan layar - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan refleksi Idul Fitri secara daring di Jakarta pada Senin (31/3/2025). ( ANTARA/Hana Kinarina)



HARIAN MERAPI - Idul Fitri merupakan momentum yang tepat bagi masyarakat untuk melakukan introspeksi diri.


Termasuk para elite dan tokoh negara, perlu introspeksi guna menciptakan kehidupan yang lebih baik.


Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dalam kanal Youtube Muhammadiyah sebagaimana dipantau di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Luna Maya Bagikan Momen Bahagia Terima Lamaran Maxime Bouttier, Disambut Bahagia Netizen

Haedar mengatakan perayaan Idul Fitri membangkitkan energi rohani yang berpusat pada kalbu yang jernih sebagai hasil dari berpuasa selama satu bulan penuh.

“Setelah kita berpuasa selama satu bulan dan ber-Idul Fitri pada 1 Syawal, maka di situlah insan bertaqwa hadir dengan jiwa yang baru hasil dari berpuasa. Setiap Muslim akan menjadi orang yang beragama dengan hanif,” kata Haedar.

Muslim yang beragama dengan hanif, lanjut dia, akan menumbuhkan jiwa Khalifatullah fil ardh atau manusia sebagai khalifah di muka bumi yang selalu memakmurkan bumi, mensejahterakan sesama, bahkan menciptakan kehidupan yang baik.

Ia menambahkan bahwa siapapun Muslim, baik sebagai warga maupun sebagai elite serta tokoh bangsa, yang berkiprah dalam kehidupan kenegaraan, berperan sebagai para pemimpin negeri dan tokoh umat haruslah memiliki jiwa kekhalifahan di muka bumi selain memiliki jiwa akhlak mulia pantulan dari kesalehan.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Pedofilia pada Hubungannya dengan Kim Sae Ron, Kim Soo Hyun Beri Klarifikasi Langsung

“Di situlah posisinya juga sebagai khalifah di muka bumi, yakni memiliki pertanggungjawaban mewakili Tuhan untuk memakmurkan kehidupan,” ujarnya.

Dengan kesalehannya, kata dia, para pemimpin bangsa, pemimpin umat harus selalu berbuat yang benar, baik, dan pantas dalam segala aspek kehidupan.

Ia pun menegaskan para pemimpin bangsa dan umat haruslah menjauhi segala hal yang buruk maupun tidak pantas.

Ia menjelaskan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, pengrusakan sumber daya alam, konflik dan segala hal yang buruk dalam kehidupan bermula dari hawa nafsu yang tidak dikendalikan oleh agama yang hanif.

Baca Juga: Selain Bantah Jadi Pedofil, Kim Soo Hyun Justru Gugat Keluarga Kim Sae Ron dan GaroSero Sebesar Rp135 Miliar

“Maka dengan kesalehan dan jiwa kekhalifahan, setiap Muslim apapun tanggung jawab yang diembannya senantiasa membawa kemaslahatan dan tidak menimbulkan kemudaratan,” kata Haedar.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X