HARIAN MERAPI - Pangan di Indonesia saat ini memiliki banyak keterkaitan dengan ideologi negara, tata kelola pangan, serta tata kelola perdagangan, dan di dalamnya bisa meliputi kepentingan politik.
Selain itu, banyak sekali pertanyaan di benak masyarakat tentang pangan di Indonesia, misalnya Mengapa kita masih melakukan impor sapi, padahal di Nusa Tenggara Barat, populasi sapinya berlimpah?
Hal tersebut diungkap Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc saat Sinau Bareng Kiai Kanjeng bertema, Daulat Pangan Untuk Kemanusiaan di Sportorium UMY, Selasa (25/2/2025) malam.
Sehingga, ditegaskan Prof Nurmandi, adanya campur tangan politik terkait pangan Indonesia. Artinya pula dapat berdampak pada kepentingan rantai ekonomi dan banyak pihak yang terlibat dalam memengaruhi hal tersebut.
Baca Juga: Ridha Allah SWT sebagai salah satu cara menghilangkan kehampaan hidup (emptiness)
“Maka dari itu, pangan menjadi perhatian utama yang perlu dituntaskan,” tandas Prof Achmad Nurmandi yang juga salah satu Guru Besar Ilmu Pemerintahan di UMY.
Sedangkan Ketua Lembaga Hikmah Kebijakan Publik PP Muhammadiyah, Dr. phil. Ridho Al-Hamdi, MA membacakan puisi karyanya sendiri, antara lain menggambarkan Indonesia sebagai negara demokrasi yang diibaratkan sebagai surga.
Namun kenyataannya, jauh dari kata sempurna. Surga yang dijanjikan tidak dirasakan oleh banyak rakyat Indonesia, karena berbagai permasalahan ekonomi terutama dalam hal pangan semakin merugikan masyarakat.
“Kritik yang berkembang di masyarakat, sering kali tak didengar oleh para pemangku kebijakan. Kritik yang pahit dan membangun bangsa mestinya dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan,” jelasnya.
Baca Juga: Jogja Fashion Week 2025 Usung Threads of Tomorrow, Menenun Masa Depan Fashion Lokal untuk Mengglobal
Acara tersebut menghadirkan pula Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum & HAM Dr. H.M.Busyro Muqoddas, Ketua Umum PP Aisyiyah Dr. Salmah Orbayinah, M.Kes dan Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah ., Dr. M. Nurul Yamin, M.Si.
Ada pula, pakar hukum dari Universitas Andalas Feri Amsari S.H.,M.H., LLM., Dewan pakar MPM PP Muhammadiyah, Ir. Syafii Latuconsina, dan nelayan/petani asal Banten, Kholid Miqtar. Sedangkan sebagai moderator, yakni Sabrang Mowo Damar Panuluh.
Sabrang yang juga dikenal dengan nama Noe, yakni vokalis Letto Band asal Yogya dalam kesempatan tersebut juga menyumbangkan dua lagu, yakni berjudul Ruang Rindu serta Sebelum Cahaya. Ratusan hadirin pun menirukan Sabrang saat melantunkan Sebelum Cahaya dengan cuplikan lirik sebagai berikut:
Baca Juga: Gerakan Operasi Pasar Murah digelar di Temanggung Dilaksanakan Jumat
“Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja