HARIAN MERAPI - Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) yang jatuh setiap 21 Februari, Balai Bahasa DIY menggelar kegiatan di SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman sebagai Sekolah Pelestari Bahasa Jawa, Rabu (26/2/2025).
HBII menunjukkan bahwa dunia makin menyadari pentingnya kekayaan bahasa dan keanekaragaman hayati yang dimiliki. Melalui HBII mengingatkan seluruh elemen bangsa bahwa bahasa sangat penting untuk pendidikan dan pembangunan berkelanjutan antar masyarakat.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, pendidikan multibahasa yang berbasis pada bahasa ibu sangat penting untuk meningkatkan akses ke pendidikan berkualitas dan pembelajaran. Terutama bagi kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa yang tidak dominan atau bahasa minor.
Baca Juga: Ibu menyusui boleh berpuasa asalkan memenuhi syarat ini
"Segala upaya dan kerja keras serta semangat merevitalisasi bahasa daerah tidak akan berjalan optimal jika dikerjakan sendiri-sendiri. Kita memerlukan kolaborasi dan kemitraan, menjalin kerja sama dengan lembaga penelitian, universitas, dan komunitas, melibatkan pemerintah pusat dan daerah, dan menggandeng sektor swasta," kata Abdul Mu'ti (26/2).
Menurutnya, pemberian penghargaan kepada pemerintah daerah atau lembaga juga perlu dilakukan. Seperti dilakukan Balai Bahasa DIY yang memberi penghargaan kepada SMP Negeri 1 Turi, Sleman sebagai Sekolah Pelestari Bahasa Jawa.
Dalam banyak pengalaman, persoalan bahasa itu seringkali menjadi problem politik di beberapa negara, khususnya sekolah-sekolah.
"Dalam kaitan dengan peringatan hari bahasa daerah atau hari peringatan bahasa ibu, kita paling tidak memiliki landasan penting yang menjadi bagian dari arah ke depan pengembangan bahasa daerah di Indonesia. Bahasa daerah itu merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sekolah dan ini merupakan bagian dari muatan lokal yang semua murid harus mempelajarinya," jelasnya.
Baca Juga: Ridha Allah SWT sebagai salah satu cara menghilangkan kehampaan hidup (emptiness)
Kepala Balai Bahasa DIY, Dwi Pratiwi menyampaikan, pemberian penghargaan sekolah pelestari budaya terbaikbkepada SMPN 1 Turi telah dilakukan tahun kemarin dalam gelaran Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).
Menurutnya SMPN 1 Turi dapat menjadi percontohan di sekolah-sekolah lain terkait dengan pelestarian Bahasa Jawa. Di samping itu, kegiatan ini juga menjadi ajang penyemangat dalam hal melestarikan Bahasa Jawa.
"Harapan kami menindaklanjuti kegiatan positif tersebut dengan bersinergi bersama pemerintah daerah. Kami harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dengan memfasilitasi dan membuat kegiatan-kegiatan untuk menunjang pembelajaran di sekolah di masyarakat itu terkait dengan bahasa daerah, khususnya Bahasa Jawa,” ucap Dwi Pratiwi.
Baca Juga: Jogja Fashion Week 2025 Usung Threads of Tomorrow, Menenun Masa Depan Fashion Lokal untuk Mengglobal
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Hospita Henny Koerniati menambahkan bahwa ada budaya terkait dengan pelestarian budaya berbahasa Jawa di mana sudah menjadi tradisi yang unik di sekolahnya.
"Jadi setiap hari Kamis, anak-anak belajar dengan menggunakan Bahasa Jawa. Kemudian bapak dan ibu guru menyampaikannya bahasa pengantar sampai nanti di tengah-tengah sampai di akhir itu dengan Bahasa Jawa. Lalu, Kamis pagi, kita mewajibkan bapak, ibu guru untuk menyapa anak-anak dengan bahasa jawa. Hal itu supaya menjadi tradisi dan membangun sebuah kebiasaan yang baik,” kata Hospita Henny.