Penutupan sekolah di Bangkok terjadi ketika Unicef mengatakan dalam sebuah laporan bahwa sekolah bagi 242 juta anak terkena dampak perubahan iklim ekstrem pada tahun 2024.
Selain Bangkok, beberapa negara juga pernah memutuskan untuk meliburkan sekolah karena polusi.
Hampir dua juta siswa di dan sekitar New Delhi diminta untuk tinggal di rumah pada bulan November lalu setelah pihak berwenang memerintahkan sekolah-sekolah ditutup karena polusi udara yang memburuk.
Menurut laporan yang diterbitkan pada hari Jumat, 24 Januari 2025, perubahan iklim dapat memperburuk masalah polusi udara yang dianggap sebagai dampak sekunder dari bahaya yang disebabkan oleh iklim.
Baca Juga: Barcelona Bantai Valencia 7-1, Fermin Lopez Cetak Dua Gol
Pemerintah menggratiskan biaya transportasi umum
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra memerintahkan transportasi umum di Bangkok digratiskan selama seminggu.
Kebijakan ini dimulai pada Sabtu, 25 Januari 2025 hingga satu minggu ke depan.
Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi lalu lintas dan mengurangi kabut asap yang telah mencekik kota tersebut selama beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Tim All-Stars Kudus Sabet Juara MilkLife Soccer Challenge All-Stars
“Jalur bus dan kereta listrik di ibu kota akan gratis,” kata Wakil Perdana Menteri Suriya Juangroongruangkit dalam sebuah pengarahan di Bangkok pada Jumat, 24 Januari 2025.
Pemerintah akan memberikan kompensasi kepada operator BTS Group Holdings dan Bangkok Expressway and Metro bersama dengan operator bus yang berada di bawah naungan negara langsung.
Suriya mengatakan pemerintah akan memberikan kompensasi kepada operator sebesar 140 juta baht, berdasarkan pendapatan rata-rata mereka selama tujuh hari.
Dana tersebut akan berasal dari anggaran nasional dan menambahkan bahwa arahan PM disampaikan kepada Kabinet untuk segera diketahui.