Waspada bencana banjir, BPBD Sukoharjo agendakan pengecekan EWS bersama BBWSBS

photo author
- Minggu, 12 Januari 2025 | 16:25 WIB
Ilustrasi - Warga melintasi genangan banjir akibat luapan sungai di Desa Rowokangkung, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (22/11/2024). ( ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)
Ilustrasi - Warga melintasi genangan banjir akibat luapan sungai di Desa Rowokangkung, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (22/11/2024). ( ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)

HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) berencana melakukan pengecekan alat deteksi dini banjir atau early warning system (EWS) di wilayah Kabupaten Sukoharjo dalam waktu dekat.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk memastikan EWS dapat berfungsi sekaligus evaluasi deteksi dini bahaya banjir pada masyarakat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Minggu (12/1/2025) mengatakan, BPBD Sukoharjo sudah menjalin komunikasi dengan BBWSBS terkait kewaspadaan bencana alam banjir berupa pengecekan EWS di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Sasarannya yakni EWS yang dipasang disepanjang aliran Sungai Bengawan Solo.

Rencana BPBD Sukoharjo tersebut mendapat respon BBWSBS dengan mengagendakan pengecekan EWS secepatnya. Hal ini dilakukan mengingat pada Januari ini curah hujan meningkat. Terlebih lagi pada Februari mendatang diperkirakan masuk puncak musim hujan.

Baca Juga: Ucapkan selamat ke Patrick Kluivert, Ragnar Oratmangoen: Saya harap dapat bekerjasama dengan anda segera

Pengecekan EWS sengaja dilakukan BPBD Sukoharjo dengan melibatkan BBWSBS yang memiliki kewenangan. Nantinya, petugas tidak hanya mengecek EWS saja, namun juga terkait kelengkapan alat lain yang dibutuhkan.

Terpenting juga evaluasi mengenai deteksi dini bahaya banjir disepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. EWS nantinya tidak hanya menjadi tanggungjawab petugas saja, namun juga melibatkan masyarakat membantu pengawasan dan perawatan agar tidak cepat mengalami kerusakan.

"Kondisi cuaca sekarang di bulan Januari curah hujan meningkat dan Februari mendatang diperkirakan puncak musim hujan. Kami agendakan pengecekan EWS bersama BBWSBS secepatnya sebagai deteksi dini Kewaspadaan bencana alam banjir," ujarnya.

BPBD Sukoharjo terus melakukan pemantauan wilayah rawan bencana alam ditengah kondisi perubahan cuaca ekstrem. Salah satu yang dipantau yakni kerawanan banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Sukoharjo, Grogol, Mojolaban dan Polokarto.

Baca Juga: Anggota Satlantas dilaporkan ke Polda Jateng, begini kronologi meninggalnya Darso versi Kapolresta Yogyakarta

“Sudah banyak relawan peduli terhadap bencana alam dan mereka turun membantu masyarakat. Salah satunya memberikan informasi kewaspadaan banjir dengan memantau kondisi sungai atau kali,” lanjutnya.

Kerawanan banjir semakin besar setelah ada  peningkatan curah hujan. Kondisi tersebut sangat terasa dampaknya bagi Sukoharjo karena sering dilanda banjir setiap tahun akibat luapan Sungai Bengawan Solo.

Pengecekan EWS dilakukan BPBD Sukoharjo dengan melibatkan BBWSBS di lima lokasi berbeda tempat pemasangan EWS. EWS tersebut seperti terpasang di Dam Colo Pengkol-Nguter, Serenan-Sukoharjo, Bacem-Grogol, Peren-Pranan Polokarto dan Laban-Mojolaban.

Keberadaan EWS sangat penting sebagai usaha membantu memberikan peringatan dini memberikan tanda bahaya banjir datang akibat luapan Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga: Bawa misi Presiden Prabowo, Menag bertolak ke Saudi demi kualitas layanan haji

Tanda bahaya dari EWS dikatakan Ariyanto, bisa membuat warga bersiap melakukan evakuasi menghindari bahaya banjir. Dengan demikian maka bisa menekan terjadinya korban.

EWS sangat diharapkan warga khususnya yang tinggal disepanjang aliran Sungai Bengawan Solo dalam menghadapi kerawanan bencana alam banjir. Warga akan langsung bersiap mengungsi apabila sirine berbunyi. Kewaspadaan dilakukan warga mengingat kondisi sekarang curah hujan terus mengalami peningkatan.

Di wilayah Kecamatan Grogol ada dua EWS terpasang yakni satu unit di bawah jembatan Bacem Telukan dan satu unit di Dukuh Nusupan, Desa Kadokan, Grogol.

Camat Grogol Herdis Kurnia Wijaya, mengatakan, di wilayah Kecamatan Grogol ada dua EWS terpasang dan sangat diandalkan warga khususnya yang tinggal disepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Kedua alat tersebut terpasang satu unit di bawah jembatan Bacem Telukan dan satu unit di Dukuh Nusupan, Desa Kadokan, Grogol.

Baca Juga: Ini yang dilakukan Hasto Kristiyanto sebelum jalani pemeriksaan KPK

"Keduanya sama pentingnya dan sangat diandalkan. Apalagi alat yang terpasang di Nusupan, Kadokan karena disana wilayah langganan banjir dan sangat diandalkan warga disana," ujarnya.

Herdis menjelaskan, khusus untuk EWS di Nusupan, Kadokan selalu dipantau warga setiap saat di musim hujan ini. Sebab kondisi sekarang debit air Sungai Bengawan Solo naik signifikan setelah hujan deras terus mengguyur.

Pemerintah Kecamatan Grogol sudah melakukan pemantauan dan meminta pada Pemerintah Desa Kadokan serta masyarakat setempat untuk selalu waspada terhadap kerawanan bencana alam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo.

"Beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Grogol yang rawan banjir sudah kami minta waspada," lanjutnya.

Herdis menambahkan, karena pentingnya keberadaan EWS dalam memberi peringatan dini banjir maka Pemerintah Kecamatan Grogol meminta pada semua pihak membantu melakukan perawatan. Sebab kerusakan alat sangat terasa dampaknya merugikan masyarakat. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X