Oknum Pegawai Komdigi Jadi Beking Situs Judi Online, Hardjuno Wiwoho: Mengkhianati Kepercayaan Publik

photo author
- Senin, 4 November 2024 | 17:46 WIB
Pengamat Hukum dan Pembangunan Hardjuno Wiwoho (Foto: Dok. Istimewa)
Pengamat Hukum dan Pembangunan Hardjuno Wiwoho (Foto: Dok. Istimewa)

HARIAN MERAPI – Jaringan situs judi online yang diduga melibatkan oknum pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dibongkar Polri. Kasus judi online ini menjadi cermin dari mental korup yang masih melekat dalam birokrasi Indonesia.

Pengamat Hukum dan Pembangunan Hardjuno Wiwoho mengungkapkan, dibutuhkan tindakan serius untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

“Jadi, saat ini, kita memerlukan langkah konkret perbaikan berupa teknologi dan budaya,” ujar Hardjuno di Jakarta, Senin (4/11/2024).

Baca Juga: Pemerintah Godok Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat, Libatkan Kementerian Perhubungan dan Pertamina

Menurutnya, peristiwa penangkapan jaringan judi online di Komdigi ini mengkonfirmasikan lemahnya sistem pengawasan internal kementerian.

“Kasus ini adalah bentuk penyimpangan jabatan yang serius. Alih-alih menjalankan tugas sebagai penjaga moral digital, aparatur justru menyalahgunakan wewenang. Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi juga mengkhianati kepercayaan publik,” tegas Hardjuno.

Hardjuno mengaku prihatin dengan kasus beking judi online yang ternyata berada di Komdigi. Apalagi, terungkap pengawai di Komdigi diduga melindungi situs judi online.
Ironisnya, aparatur yang seharusnya bertanggung jawab untuk memberantas konten ilegal justru diduga memanfaatkan jabatannya untuk melindungi situs-situs yang merusak masyarakat.

Baca Juga: Sopir Gocar Luka Parah Jadi Korban Begal, Mobil Dibawa Kabur ke Solo, Kurang dari 12 Jam Pelaku Ditangkap Polres Gunungkidul, Ini Kronologinya

“Judi online ini telah menyengsarakan masyarakat bahkan banyak kasus bunuh diri, pembakaran suami oleh istri, gara-gara terlibat judi online,” ulasnya.

Hardjuno mengusulkan untuk menyelesaikan masalah korup di pemerintahan, diperlukan keterlibatan teknologi pemantauan terkini. Teknologi ini dibarengi dengan langkah konkret pembenahan etika dan budaya kerja birokrasi dari korupsi menjadi mengabdi kepada publik.

Mengutip pernyataan tegas Prabowo Subianto mengenai ‘ikan busuk dari kepala’, Hardjuno menegaskan bahwa masalah ini harus diatasi dari pucuk pimpinan. “Pemimpin lembaga harus memiliki integritas yang kuat agar bawahannya mengikuti,” ucapnya.

Baca Juga: Soal Pengisian Perangkat Desa 2024 Semakin Seru, Aliansi Mahasiswa Desak DPRD Pati Bentuk Pansus, Ini Kata Ketua Dewan

Hardjuno juga menambahkan, kejadian ini menjadi peringatan untuk memperkuat sistem pemantauan terhadap kinerja dan perilaku aparatur.

“Ini bukan hanya persoalan satu atau dua oknum, tetapi menunjukkan kelemahan sistemik dalam pengawasan dan penegakan integritas di lingkungan kerja pemerintah,” terangnya.

Lebih lanjut, Hardjuno menegaskan pentingnya penguatan sistem pengawasan dan penindakan internal di kementerian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X