Petani Sukoharjo minta hewan predator alam tidak diburu karena bisa bantu menangkal serangan hama

photo author
- Sabtu, 3 Agustus 2024 | 18:00 WIB
Iustrsi Dam Colo Timur Sukoharjo ( Foto: Wahyu imam ibadi)
Iustrsi Dam Colo Timur Sukoharjo ( Foto: Wahyu imam ibadi)

HARIAN MERAPI - Petani meminta hewan predator alam tidak diburu karena memiliki manfaat besar membantu serangan hama. Hewan tersebut salah satunya seperti burung hantu berperan besar membasmi tikus.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Sukoharjo Jigong Sarjanto, Sabtu (3/8/2024) mengatakan, petani masih membutuhkan predator alam untuk membantu serangan hama. Petani meminta agar keberadaan hewan tersebut tidak diburu dan terus dilindungi.

Predator alam tersebut seperti burung hantu, ular sawah, belut, cacing, dan lainnya. Petani meminta hewan tersebut tetap dilepasliarkan di habitat alam.

Baca Juga: Anda melepaskan masa lalu, simak peruntungan Shio Macan sepekan mulai Minggu 4 Agustus 2024

"Seperti burung hantu dan ular sawah sangat membantu ekosistem alam dimana predator alam ini akan memangsa tikus. Padahal tikus ini hama yang ditakuti petani karena merusak tanaman padi. Jadi predator alam ini sangat membantu dan kami minta tidak diburu," ujarnya.

Pengurus P3A Dam Colo Timur menekankan kepada petani dan masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem alam. Salah satunya dengan tidak melakukan penangkapan terhadap predator alam.

"Populasi tikus sangat cepat dan merusak tanaman padi. Kalau hanya mengandalkan gropyokan tikus dari satu atau dua orang petani saja tidak cukup. Perlu pemangsa alam seperti burung hantu dan ular sawah," lanjutnya.

Jigong mengatakan, khusus untuk burung hantu, Pengurus P3A Dam Colo Timur terus melakukan sosialisasi kepada petani. Salah satunya dengan kegiatan penangkaran dan pemanfaatan burung hantu dalam membasmi hama tikus.

Baca Juga: Jaring bibit-bibit atlet berprestasi Kopassus gelar lomba menembak di Bukit Mongkrang Tawangmangu

Pemanfaatan burung hantu tersebut sudah terlihat hampir disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Petani sudah membuat rumah burung hantu (Rubuhan) sebagai tempat tinggal burung hantu di area persawahan.

Petani juga melakukan patroli dengan sasaran pemburu burung yang berkeliaran di area persawahan. Petani langsung menghentikan orang apabila membawa senapan atau ketapel yang akan memburu burung hantu.

"Ada jenis hama lainya yang bisa tekan tingkat serangannya dengan memanfaatkan predator alam," lanjutnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, petani sudah didorong untuk lebih ramah lingkungan dalam penanganan serangan hama tikus. Caranya dengan memanfaatkan hewan sebagai predator mematikan tikus. Hewan tersebut seperti burung hantu dan ular yang banyak ditemukan di alam sekitar di Sukoharjo.

Baca Juga: Bekuk Jepang di Perempatfinal, Spanyol Raih Tiket Semifinal Olimpiade Paris 2024 dan Akan Hadapi Maroko

Pemanfaatan hewan predator sebagai pengendali serangan hama tikus sudah banyak diterapkan petani. Hal itu terlihat dari hasil pemantauan dan keterangan petani disejumlah wilayah. Pengembangan bahkan terus dilakukan petani bersama kelompok tani untuk menambah hewan predator.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X