HARIAN MERAPI - Situasi di Beirut makin tidak kondusif menyusul ketegangan dengan Israel.
Bahkan, akibat ancaman Israel yang akan aka menyerang Lebanon, seluruh keberangkatan dan kedatangan di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut ditunda atau dibatalkan.
Penerbangan mulai malam Ahad (28/7) dan seterusnya telah ditangguhkan, menurut layar informasi keberangkatan dan kedatangan di bandara pada hari Minggu.
Baca Juga: Sesuaikan regulasi pusat, 29 SMA negeri dan swasta Sukoharjo sudah terapkan kurikulum merdeka
Informasi penerbangan dan situs bandara mengindikasikan penerbangan ke dan dari Beirut ke sejumlah tujuan di dunia bertanda "dibatalkan" atau "ditunda'.
Pembatalan dan penundaan tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga Senin pagi.
Maskapai penerbangan utama Libanon, Middle East Airlines (MEA), sebelumnya mengumumkan bahwa beberapa penerbangan yang dijadwalkan berangkat dari Beirut akan ditunda hingga pagi hari tanggal 29 Juli.
MEA merupakan maskapai nasional Libanon di Beirut dan mengoperasikan penerbangan ke sejumlah tujuan di Timur Tengah, Eropa, Afrika dan lainnya.
Baca Juga: KPU Sukoharjo temukan ribuan pemilih Pilkada 2024 tidak memenuhi syarat, ini hasil rekap coklitnya
Sebelumnya Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mengeluarkan peringatan keamanan bagi warganya dan mengimbau mereka untuk tidak bepergian ke Libanon, dengan alasan potensi gangguan dalam perjalanan udara karena meningkatnya ketegangan regional.
Ketegangan di wilayah tersebut meningkat setelah tentara Israel pada Ahad mengusulkan pemerintah skenario serangan terhadap kelompok Hizbullah Lebanon menyusul serangan roket yang menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut media Israel.
Namun tuduhan Israel bahwa Hizbullah menyerang kota Majdal Sharms pada Sabtu telah disangkal kelompok itu.
Menurut Radio Militer Israel, militer telah merumuskan skenario potensi serangan terhadap Hizbullah dan mendiskusikannya di tingkat politik guna menilai situasi.
Baca Juga: Komunitas Konco Kopral Gelar Bakti Sosial di Imogiri Bantul dan Panggang Gunungkidul
Diskusi tersebut membahas kemungkinan “melakukan aksi militer yang lebih keras” di Libanon, kata lembaga penyiaran tersebut.