Ternyata Pemakaian Dana Kebencanaan Desa Fleksibel, BPBD Karanganyar: Bisa untuk Mitigasi dan Pelatihan

photo author
- Jumat, 12 Juli 2024 | 15:45 WIB
Kalahar BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno yang menjelaskan soal dana kebencanaan.  (Abdul Alim)
Kalahar BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno yang menjelaskan soal dana kebencanaan. (Abdul Alim)

HARIAN MERAPI - Dana kebencanaan yang dianggarkan pemerintah desa dapat dipakai untuk kegiatan di luar bencana alam.

Dana kebencanaan itu dapat dibelanjakan untuk kegiatan mitigasi seperti pelatihan peningkatan kompetensi relawan dan pengadaan sarpras.

Hal itu dikemukakan Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Hendro Prayitno kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (12/7/2024).

Baca Juga: Ini jumlah uang korupsi SYL yang mengalir ke biduan Nayunda, masih ada lagi ke pihak ini

Sebagian pengelola anggaran desa memahami salah penggunaan dana kebencanaan yang dimasukkannya di APBDes. Setahu mereka, dana itu hanya dapat dicairkan saat terjadi bencana alam untuk belanja rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Asalkan untuk kebencanaan, baik itu pra bencana atau mitigasi, boleh dibelanjakan. Sebagian salah berpersepsi. Tahunya saat terjadi bencana, baru boleh dipakai dana itu yang sudah dipasangnya di APBDes,” katanya.

Berdasarkan koordinasi dengan Dispermasdes diperoleh data sebanyak 92 desa dari 162 desa di Kabupaten Karanganyar telah menetapkan dana kebencanaan di APBDes 2024.

Besaran dana itu bervariasi tiap desa, tergantung kesepakatan di Musyawarah Desa (Musdes). Hendro juga mengatakan, dari 92 desa itu sebanyak 37 desa/kelurahan dari 12 kecamatan resmi membentuk paguyuban desa tanggap bencana (Destana).

Baca Juga: Anda ingin beli mobil baru di pameran otomotif, begini kiatnya

Di paguyuban ini, seluruh stakeholder dilibatkan mulai pemerintah, kalangan pendidikan hingga masyarakat dan dunia usaha.

Ia mendorong stakeholder itu lebih berperan aktif membantu desanya mengurangi risiko bencana. Sejumlah desa mulai bergerak dengan pembentukan forum pengurangan risiko bencana (FPRB).

“Bergerak tidak melulu tergantung pendanaan. Tapi dukungan dari forum, terutama CSR dunia usaha,” katanya.

Baca Juga: Akses judi online ke Kamboja dan Filipina telah diputus, bagaimana hasilnya ?

Ia juga mendorong desa lain membentuk destana, dengan membuka kompetisi Destana Award BPBD. Cara ini juga membantu BPBD mengevaluasi Destana yang sudah terbentuk.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X