Terlebih, nantinya hanya bakal dipilih satu pasangan cabup-cawabup.
“Jadi nanti antara relawan si A, si B, si C, dan lain-lain harus siap mendukung siapa pun yang terpilih dari ketiga partai politik pengusung,” jelasnya.
Sementara, Ketua DPD Partai Golkar Boyolali, Fuadi, menyampaikan partainya siap mengamankan perubahan di Boyolali.
Ia menjelaskan di partainya tidak ada penjaringan bakal calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) karena mekanisme di Partai Golkar berbeda dengan yang lain.
Baca Juga: Belgia Keok, Domenico Tedesco Enggan Salahkan Wasit
Ia menjelaskan mekanisme Partai Golkar berupa penugasan. Walaupun begitu, penugasan itu tetap diuji dengan survei elektabilitas lewat Lembaga Survei Indonesia (LSI). Hasilnya bakal keluar pada Juli 2024.
Fuadi yang sebelumnya mengaku sudah mendapatkan penugasan dari DPP Partai Golkar untuk maju sebagai cabup pada Pilkada Boyolali 2024, mengatakan bakal mematuhi apa pun hasil survei tersebut.
Bahkan ia siap dengan kemungkinan tidak masuk dalam hasil rekomendasi survei.
“Tidak usah khawatir, siapa pun yang ditunjuk partai pengusung baik PKB, Golkar, maupun Gerindra, saya siap mengamankan perubahan di Boyolali,” kata dia.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Boyolali, Aziz Aminudin, mengaku para eks anggota DPRD Boyolali menaruh harapan pada koalisi tiga partai tersebut.
Ia menegaskan Gerindra Boyolali berkomitmen dengan apa yang disepakati koalisi tiga partai dan disaksikan oleh para sukarelawan.
“Kami komitmen pada perubahan yang nyata. Sejak 2022 kami awali perubahan tapi belum nyata, karena yang terjadi masih 36 kursi di PDIP. Mari nyatakan perubahan itu tidak hanya di tagline tapi perubahan yang nyata,” jelas dia.
Baca Juga: Inilah kelebihan masing-masing kendaraan dengan transmisi manual dan automatic
Menambahkan, Koordinator Komunitas Bhakti Praja (KBP), Amin Wahyudi, menyampaikan pekan lalu para eks anggota DPRD mengunjungi tiga partai untuk menagih janji perubahan.