HARIAN MERAPI - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menunda pengiriman senjata ke Israel.
Itu dilakukan menyusul serangan Israel ke Kota Rafah di Jalur Gaza Selatan.
Atas penundaan pengiriman senjata tersebut, pejabat Israel mengecam keras Presiden AS Joe Biden.
Baca Juga: Menag Cek Kesiapan Hotel di Madinah Jelang Kedatangan Jamaah Haji, Menu Nusantara Wajib Tersedia
Biden telah memutuskan menunda pengiriman senjata ke Israel, Kamis.
“Israel akan terus melawan Hamas sampai kehancurannya,” tulis Menteri Luar Negeri Israel Katz di X sebagai reaksi nyata terhadap keputusan yang diambil Biden.
“Tidak ada perang yang lebih dari ini,” tambahnya tentang serangan mematikan Israel di Jalur Gaza, yang menewaskan lebih dari 34.900 orang setelah serangan Hamas pada Oktober lalu.
Senada, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir menulis komentar sinis tentang keputusan Biden.
Baca Juga: Gagal Raih Tiket Olimpiade Paris 2024, Begini Pesan Presiden FIFA untuk Indonesia
“Hamas (mencintai) Biden,” tulisnya di akun X-nya.
Tak hanya itu, Menteri Keuangan ekstremis Bezalel Smotrich menyerukan untuk melanjutkan perang Israel di Jalur Gaza. Smotrich menuduh Israel tidak punya pilihan lain.
“Kita harus melanjutkan perang ini sampai kemenangan, meskipun ada tentangan dari pemerintahan Biden dan penghentian pengiriman senjata,” katanya.
Biden mengatakan dalam sebuah wawancara di CNN pada Rabu (8/5) bahwa ia menghentikan pengiriman senjata ke Israel karena serangannya di Rafah, tempat sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina berlindung dari perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Baca Juga: Erick Thohir Sampaikan Terima Kasih Atas Perjuangan Timnas Indonesia U-23
“Saya tegaskan bahwa jika mereka pergi ke Rafah-mereka belum pergi ke Rafah-jika mereka pergi ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan secara historis untuk menghadapi Rafah, untuk menghadapi kota-kota-yang menangani masalah itu,” kata Biden.