Sebab cabai tersebut rawan rusak apabila disimpan dalam waktu lama dan tidak segera laku terjual. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada kerugian bagi pedagang.
"Ambil batang untuk langsung dijual dan segera laku. Tidak sampai disimpan lama lebih dari tiga hari karena bisa rusak dan rugi," ujarnya.
Aminudin mengatakan, setiap kali pengiriman hanya mengambil cabai dalam jumlah satu karung saja berisi sekitar 20-25 kilogram dari petani atau pengepul. Selanjutnya cabai dijual dan diharapkan dalam dua hari habis terjual.
"Stok cabai begitu habis langsung ambil lagi jadi barang selalu baru dan kondisi cabai segar. Saat ini harga memang berangsur turun tapi tetap masih tinggi," lanjutnya.
Baca Juga: Netanyahu tolak pendirian negara Palestina, ini alasannya
Aminudin mengatakan, permintaan cabai dalam beberapa hari terakhir di masyarakat memang tinggi. Terlebih lagi saat awal puasa Ramadhan yang bersamaan dengan libur panjang.
"Permintaan tinggi dan pembelian dari masyarakat juga naik. Mudah-mudahan panen cabai masih terus berlanjut sampai Lebaran nanti sehingga harga tidak naik," lanjutnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Sukoharjo Iwan Setiyono mengatakan, harga cabai pada awal puasa Ramadhan memang berangsur turun. Namun demikian, pihaknya tetap mewaspadai lonjakan harga hingga Lebaran mendatang.
"Saat ini memang harga cabai cenderung menurun. Tapi bisa saja naik sampai Lebaran mendatang karena tingginya permintaan masyarakat. Terus kami pantau stok di pedagang," ujarnya.
Untuk saat ini berdasarkan pemantauan Diskopumdag Sukoharjo, stok cabai di pedagang masih aman. Pedagang masih mudah mendapatkan pasokan cabai dari petani dalam jumlah banyak. *