Curah hujan tinggi, PUPR Sukoharjo pantau infrastruktur antisipasi kerusakan

photo author
- Minggu, 4 Februari 2024 | 17:25 WIB
Kondisi Dam Colo Nguter masih melimpah air untuk mengairi sawah petani. Tanaman padi terancam mati ketika Dam Colo ditutup. ( Wahyu imam ibadi)
Kondisi Dam Colo Nguter masih melimpah air untuk mengairi sawah petani. Tanaman padi terancam mati ketika Dam Colo ditutup. ( Wahyu imam ibadi)

Masyarakat juga ikut dilibatkan dalam membantu pemantauan infrastruktur. Namun demikian masyarakat perlu mendapat pemahaman dan edukasi mengenai kewenangan perbaikan kerusakan.

"Masyarakat dipersilahkan membantu memantau. Tapi catatannya ketika ada kerusakan maka perbaikan disesuaikan dengan kewenangan. Sering kali masyarakat protes kerusakan jalan dan setelah kami cek itu bukan kewenangan Pemkab Sukoharjo melainkan daerah lain atau bahkan tugas pusat atau provinsi," lanjutnya.

Bowo mengatakan, saluran air atau drainase menjadi salah satu perhatian utama infrastuktur yang dipantau saat memasuki musim hujan. Sebab saluran air yang tersumbat menjadi sumber masalah genangan dan banjir.

Penyumbatan terjadi karena berbagai faktor salah satunya tumpukan sampah. Selain itu juga sedimentasi pasir mengakibatkan daya tampung air di saluran berkurang.

Baca Juga: Kebakaran Ruko Konveksi di PIK Cakung Tewaskan Empat Orang, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Keberadaan saluran air tersebut tersebar disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Karena itu butuh perhatian semua pihak tidak hanya dari DPUPR Sukoharjo saja, melainkan juga melibatkan masyarakat.

"Saluran air atau drainase perlu di cek lagi agar siap digunakan mengalirkan air saat musim hujan. Apabila ada sampah atau sedimentasi maka bisa dibersihkan lebih dulu agar fungsi saluran air untuk mengalirkan air bisa normal digunakan," lanjutnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Widodo, mengatakan, infrastruktur di Sukoharjo sudah dalam kondisi baik menghadapi kerawanan bencana alam akibat perubahan cuaca.

Infrastruktur tersebut seperti jalan, jembatan, saluran air dan lainnya. Pengecekan masih terus dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dengan melibatkan pemangku wilayah setempat seperti kepala desa, lurah dan camat.

Baca Juga: PVMBG: Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Beberapa infrastruktur mendapat perhatian lebih khususnya di wilayah rawan bencana alam seperti di aliran Sungai Bengawan Solo. Widodo mencontohkan seperti jembatan, talud dan saluran air karena rawan saat bencana alam banjir terjadi.

"Infrastruktur sudah baik, namun memang ada beberapa saluran diketahui perlu penanganan karena ditemukan sedimentasi dan sampah. Secepatnya dilakukan penanganan," ujarnya.

Pemkab Sukoharjo langsung bergerak cepat mempersiapkan infrastruktur dalam menghadapi kerawanan bencana alam. Seperti saluran yang sudah dibangun pemerintah maka seharunya bisa membantu dalam mengantisipasi banjir karena mampu membuang air hujan.

"Masalahnya saat Pemkab Sukoharjo sudah membangun saluran dengan baik namun masyarakat justru membuang sampah sembarangan dan menyebabkan saluran tersumbat. Akibatnya menjadi rawan banjir. Jadi perlu kerjasama semua pihak," lanjutnya.

Baca Juga: Boyolali Punya Objek Wisata Religi Miniatur Kabah, Ini Harga Tiket dan Cara Membelinya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X