HARIAN MERAPI - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman melakukan kerja sama dengan Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait kegiatan donor darah massal.
Naskah perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Ketua PMI Sleman, Dr. dr. Sunartono, M. Kes dengan Kepala LPPT UGM, Prof. Dr. Eng. Yusril Yusuf, S.Si, M.Si, M.Eng di Auditorium LPPT UGM, Jumat (26/1/2024).
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan kegiatan donor darah massal yang diikuti sekitar 300 pendonor dari kalangan civitas akademika UGM.
Baca Juga: Jika Jabat Wapres, Mahfud MD Tegaskan Dirinya Tidak Akan Bisa Didikte Siapa pun
Usai penandatanganan kerja sama, Yusril Yusuf menyampaikan, kegiatan ini dalam rangka mendukung perilaku hidup sehat kepada keluarga besar UGM terutama dalam hal donor darah.
Pasalnya, dengan melakukan donor darah, pendonor akan mendapat keuntungan secara jasmani yaitu sel darah menjadi baru serta secara tidak langsung akan terdeteksi secara dini jika terdapat penyakit.
“Donor darah massal ini kita laksanakan rutin setiap tiga bulan sekali. Tetapi, jika melihat kebutuhan kantong darah PMI Sleman yang mengalami kekurangan, kegiatan serupa perlu terus ditingkatkan,” kata Yusril.
Kerja sama ini tidak hanya dalam menyelenggarakan donor darah massal, tetapi ke depan juga akan berkembang dalam bentuk penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan.
Baca Juga: Konsumsi pelantikan KPPS kurang pantas, begini tindakan KPU Sleman terhadap vendor
“Terkait kerja sama penelitian dan pengembangan, kita akan bicarakan lebih lanjut oleh jajaran PMI Sleman. Khususnya Langkah-langkah yang harud dipersiapkan untuk pengembangan tersebut,” ujarnya.
UGM, lanjutnya, menjadi salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk oleh pemerintah pusat dalam hal pengembangan bidang kesehatan. Sehingga kerja sama antara PMI Sleman dengan LPPT UGM sudah sangat relevan dan akan ditindak lanjuti.
Sunartono menambahkan, jika hanya mengandalkan pendonor-pendonor yang sudah ada, mereka semakin lama juga akan menjadi lanjut usia dan tidak memenuhi syarat. Maka dibutuhkan pendonor baru terutama generasi muda.
Baca Juga: La Ode Basir di Bulukumba Harap Relawan Pastikan 200 Suara AMIN Setiap TPS dan Kawal
“Kita harus dapat mencari pendonor muda. Seperti di UGM, setiap tahun pasti ada mahasiswa baru. Mereka menjadi salah satu potensi sebagai pendonor agar terjadi regenerasi,” terangnya.