Di Kabupaten Sukoharjo stok cabai di pasaran disuplai dari petani lokal dan kiriman luar daerah. Namun demikian pada saat ini stok terbatas karena pengaruh cuaca panas ekstrem El Nino dan berdampak pada kenaikan harga.
"Warga sebenarnya sudah banyak yang menanam cabai di pekarangan rumah maupun di media tanam lainnya seperti pot, kaleng bekas dan lainnya. Hasil panen tersebut bisa digunakan warga membantu memenuhi kebutuhan hidup," lanjutnya.
Diskopumdag Sukoharjo terus berusaha membantu menyediakan stok bahan pokok pangan salah satunya cabai untuk menekan harga.
Baca Juga: FX Rudy Ungkap Sudah Tutup Buku Soal KTA Gibran
Usaha dilakukan mengingat sebentar lagi menghadapi momen Natal dan Tahun Baru 2024. Apabila tidak dilakukan upaya maka dikhawatirkan harga akan terus melonjak.
"Harga kebutuhan pokok pangan yang naik selain cabai ada telur ayam dan bawang merah," lanjutnya.
Harga telur ayam naik Rp 1.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 24.000 per kilogram menjadi Rp 25.000 per kilogram. Harga bawang merah naik Rp 2.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 20.000 per kilogram naik menjadi Rp 22.000 per kilogram.
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sukoharjo mengeluh biaya produksi mengalami kenaikan tinggi namun keuntungan yang didapat tidak sebanding karena sangat sedikit.
Penyebabnya karena adanya kenaikan harga kebutuhan pokok pangan sebagai bahan dasar produksi seperti beras, cabai, gula pasir, telur, daging ayam dan lainnya.
Pedagang warung makan di Sukoharjo Sulastri, mengatakan, kenaikan harga bahan pokok pangan sudah tidak wajar. Sebab kenaikan harga terjadi disemua bahan pokok pangan seperti beras, cabai, gula pasir, telur, daging ayam dan lainnya. Kondisi tersebut membuat biaya produksi usaha yang dijalani ikut naik.
Sulastri mengaku terpaksa membeli bahan kebutuhan pokok pangan seperti beras, cabai, gula pasir, telur, daging ayam dan lainnya dengan harga tinggi agar tetap bisa membuka usahanya. Apabila tidak maka usaha warung makan yang jalani bisa tutup.
Di sisi lain, Sulastri mengaku awalnya tidak tega menaikan harga makanan dan minuman yang dijualnya kepada pembeli. Namun karena tekanan tingginya kenaikan harga bahan pokok pangan yang mempengaruhi naiknya biaya produksi maka terpaksa ikut menaikan harga jual makanan dan minuman.
Baca Juga: Harga tiket konser Air Supply di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 Desember 2023
Meski sudah menaikan harga namun Sulastri mengaku keuntungan yang didapat hanya sedikit. Bahkan karena banyaknya pesaing usaha warung makan dan beban masyarakat menyebabkan usaha yang dijalani sempat rugi karena sepi pembeli. *