Eksitensi benteng Van Der Wijck di Gombong 2, Tahun 1856 menjadi sekolah khusus anak-anak dari bangsa Eropa

photo author
- Jumat, 27 Oktober 2023 | 17:10 WIB
 Ruangan koleksi foto sejarah Indonesia ( MERAPI-DOK. IIS SUWARTINI)
Ruangan koleksi foto sejarah Indonesia ( MERAPI-DOK. IIS SUWARTINI)

HARIAN MERAPI - Eksitensi benteng Van Der Wijck di Gombong 2, pada tahun 1856 menjadi sebuah sekolah khusus anak-anak dari bangsa Eropa

Belanda membangun benteng kala itu dimaksudkan guna mendukung strategi Benteng Stelsel yang digagas Jenderal de Kock pada tahun 1827, terutama dalam menghadapi serangan pasukan Pangeran Diponegoro.

Strategi Benteng Stelsel merupakan taktik yang dibuat oleh Belanda untuk mempersempit daerah lawan dengan cara membangun benteng di setiap sudut kota yang telah mereka kuasai.

 

Perang Diponegoro menjadi pertempuran besar antara penjajah Belanda dengan pasukan Indonesia. Salah satu penyebab terjadinya peperangan dikarenakan pemasangan patok tanpa izin oleh Belanda.

Belanda ingin melakukan pembangunan jalan yang melintasi tanah dan makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Hal tersebut memicu perselisihan dan kemudian Pangeran Diponegoro mengobarkan perlawanan pada tahun 1825 di Tegalrejo yang kemudian meluas ke berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Surakarta, Kedu, Banyumas, Pekalongan, Semarang, Rembang, dan Jawa Timur.

Pada awalnya siasat gerilya yang dipilih Pangeran Diponegoro berhasil merepotkan pertahanan Belanda. Hal tersebut sempat membuat Belanda Kewalahan sehingga menerapkan siasat Benteng Stelsel.

Tidak dapat dipungkiri Strategi Benteng Stelsel mampu membawa kemenangan Belanda. Perang Diponegoro pun akhirnya meletus pada tahun 1825-1830.

Baca Juga: Konstruksi Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1 Capai 59,26 Persen

Perang yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro tersebut dapat dipatahkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Belanda membangun benteng di beberapa wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk mempersempit ruang gerak gerilya yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro beserta pasukannya.

Belanda juga menerapkan Strategi Benteng Stelsel ketika menghadapi perlawanan rakyat Minang dalam Perang Padri.

Pada saat itu, Belanda membangun pertahanan di Benteng Fort de Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen.

Dengan Siasat Benteng Stelsel Belanda berhasil menang, ditandai dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol pada tahun 1837.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X