HARIAN MERAPI - Bawaslu berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang memberikan pencerahan pemilu berkualitas kepada masyarakat.
Anggota Bawaslu Puadi mengatakan Bawaslu akan membantu penguatan literasi pengawasan pemilu bagi para mahasiswa.
Dengan mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan bisa memberikan pencerahan dan mensosialisasikan bahaya politisasi identitas seperti yang mengandung SARA, politik uang, menangkal hoaks, dan lain sebagainya.
"Itu karena jajaran pengawas pemilu terbatas," kata dia saat Sosialisasi Pengawasan Pemilu Tahun 2024 di kantor Bawaslu Kota Bogor, Rabu (27/9/2023) sebagaimana di unggah di laman Bawaslu.
Dia menegaskan perlunya mahasiswa dapat memahami tahapan pemilu yang sedang berlangsung. Pada tahapan kampanye misalnya biasanya akan banyak pelanggaran seperti kampanye hitam, ujaran kebencian, dan hoaks.
"Kampanye itu akan berlangsung 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Mahasiswa diharapkan dapat membantu mensosialisasikan bahaya kampanye yang melanggar aturan," terang dia.
Baca Juga: Anies-Muhaimin bagikan ribuan bibit sawo kecik di Jombang, begini maknanya....
Dikemukakan perlu dipahami pula pada 11 sampai 13 Februari 2024, yang merupakan masa tenang, maka aktivitas kampanye tak diperbolehkan lagi.
"Masa tenang tidak boleh ada kampanye. Alat peraga kampanye akan diturunkan. Pada saat ini mahasiswa bisa mengingatkan masyarakat kalau masa tenang tidak boleh berkampanye," terang dia.
Puadi meminta para mahasiswa dapat melaporkan dugaan pelanggaran pemilu kepada Bawaslu terdekat. Laporan dapat langsung datang ke kantor atau memakai aplikasi SigapLapor.
"Jangan takut, pelapor akan dilindungi dan dirahasiakan identitasnya," kata Puadi.
Diterangkan pula lembaga perlindungan saksi dan korban membantu memberikan perlindungan bagi pelapor maupun saksi dugaan pelanggaran. "Kami berencana akan membuat kerja sama lebih baik dengan LPSK agar perlindungannya semakin baik," jelasnya. (*)