HARIAN MERAPI - Jumlah desa di kabupaten Pati Jateng yang terdampak kemarau (kekeringan) 2023, terus bertambah.
"Tercatat 194 desa yang berpotensi terjadi kekeringan. Namun yang mengkhawatirkan ada 58 desa yang perlu diakselerasi," ungkap Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro ST MT, di Pati, Minggu (3/9/2023).
Penambahan jumlah desa yang mengalami kekeringan sangat terasa sejak tiga minggu bulan Agustus lalu.
Baca Juga: Golkar dorong Airlangga jadi pasangan Prabowo, PAN konsisten dukung Erick Thohir
Warga terdampak kekeringan berharap adanya pengiriman (pengedropan) air bersih karena untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga, seperti untuk masak dan mandi.
Henggar mengimbau agar elemen masyarakat dan CSR perusahaan membantu pengiriman air bersih ke desa rawan kekeringan.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, pada akhir Agustus lalu, desa yang mengalami kekeringan air bersih, baru tercatat 19 desa. Namun pada awal September ini, jumlahnya bertambah hingga 58 desa.
Baca Juga: Demokrat cabut dukungan terhadap Anis, PDIP bersiap melakukan penjajagan
Hingga hari Minggu ini, tercatat sejumlah desa yang kekurangan air bersih. Seperti di kecamatan Jaken, melanda desa Ronggo, Sidomukti, Mojoluhur, Mojolampir, Kebunturi, Boto dan Sidoluhur. Kemudian di kecamatanJakenan, adalah desa Tlogorejo, Sendangsoko, Kedungmulyo, Mantingan Tengah, Plosojenar, Tondokerto, Jatisari, Tambahmulyo, Sembaturagung dan Plosojenar.
Di Kecamatan Pucakwangi, kekeringan terjadi di desa Tanjungsekar, Triguno, Plosorejo, Lumbungmas, Karangwotan, Kletek, Sitimulyo dan Karangrejo. Kemudian wilayah kecamatan Winong, adalah desa Pekalongan, Winong, Sumbermulyo, Bringinwareng, Degan, Sarimulyo dan Mintorahayu.
Selanjutnya di kecamatan Gabus, meliputi desa Sungingwarno, Gebang, Gempolsari, Pantirejo dan Plumbungan.
Baca Juga: Pemain sepak bola muda dari DIY digadang-gadang bisa berlaga di Piala Dunia 2038
Kekeringan terjadi di kecamatan Tambakromo, meliputi desa Keben, Sinomwidodo dan Wukirsari. Kemudian di kecamatan Kayen, terjadi di desa Pasuruhan, Pesagi, Boloagung dan Jimbaran.
Untuk wilayah Kecamatan Sukolilo, kekeringan melanda desa Cengkalsewu. Serta du kecamatan Batangan di desa Pecangaan. Kecamatan Tayu, di desa Dororejo dan Jepat Lor. Kemudian kecamatan Trangkil adalah desa Guyangan.
Seorang tokoh pemuda Jakenan, Agus Supriyanto mengungkapkan kondisi sumber air sumur semakin mampat. Sehingga hanya bisa untuk mandi keluarga.
"Untuk minum, maka warga harus beli air mineral 8 liter (isi ulang) Rp 8000 sampai Rp 12 ribu per galon" ujarnya.(*)