HARIAN MERAPI - Wisata alam Puncak Suroloyo Kulon Progo yang tak lagi populer, menjadi keprihatinan tersendiri bagi masyarakat setempat.
Sebab, selama ini wisata alam Puncak Suroloyo Kulon Progo menjadi salah satu harapan bagi warga untuk mendongkrak perekonomian.
Sayangnya, wisata alam Puncak Suroloyo Kulon Progo yang minim fasilitas dan pengembangan, membuat destinasi ini makin sepi dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Sebanyak 14 pedagang di Jalan Perwakilan, pindah ke Pasar Klithikan Jogja
Saat ini, destinasi wisata alam dengan mitosnya sebagai kahyangan para dewa hanya ramai pengunjung pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Itupun jumlahnya tak sampai seratusan orang per hari, dengan harga tiket masuk sebesar Rp6.000.
Namun demikian, masyarakat setempat tak patah arang untuk terus berupaya meningkatkan jumlah pengunjung.
Baca Juga: Benarkah akan ada reshuffle kabinet Rabu pekan depan, begini jawaban Presiden Jokowi...
Beberapa warga tetap optimis membangun tempat usaha baru dengan branding lokal Suroloyo. Hampir belasan kedai kopi lokal Kulon Progo banyak ditemui di sepanjang jalan menuju objek wisata tersebut.
Bahkan, persis di samping tangga naik menuju Puncak Suroloyo tengah dibangun sebuah cafe cukup besar dengan panggung hiburan.
Cafe and Resto Bali Gunung yang masih dalam pembangunan itu menjadi bukti optimisme putra daerah terhadap potensi ekonomi pariwisata Suroloyo.
Baca Juga: Kasus kekerasan fisik kapolres terhadap anggota di NTT berakhir damai
Sementara itu, masyarakat Suroloyo Kulon Progo juga masih mempertahankan tradisi kirab pusaka pada setiap tahun baru Jawa, Suro.
Tradisi yang sudah turun temurun dari nenek moyang itu saat ini menjadi satu-satunya event tahunan yang mendongkrak jumlah kunjungan.
Selain itu, sesekali warga setempat mengadakan acara kesenian dan pentas hiburan di kawasan objek wisata Puncak Suroloyo untuk menarik pengunjung.