Dengan teknik kerodong, ocehan yang dimaster diharapkan tak mudah terpancing emosi, karena hanya mendengarkan suara saja/tak melihat ocehan lain.
Selain ocehan yang dimaster diharapkan bisa lebih lancar berkicau untuk menirukan suara jenis ocehan lain yang sangkarnya saling didekatkan.
Ketika ocehan yang dimaster banyak tenang/diam seperti malam hari atau saat mabung (masa rontok bulu), lanjut Bayu, akan lebih fokus pula 'merekam' suara-suara burung master.
Meski demikian pemasteran tetap dilaksanakan pula pada pagi/fajar, siang maupun sore hari.
Tak kalah penting, perawatan harian seperti penjemuran pada pagi hari, pemberian pakan berkualitas dan menjaga kebersihan sangkar tetap konsisten diterapkan.
“Saat ini, kami membatasi untuk pemasteran hanya 60 ekor murai batu, 10 ekor branjangan dan 10 ekor cendet. Setiap harinya ada tiga tenaga yang membantu di Putra Master Jogja,” urainya.
Sedangkan lamanya pemasteran burung berkicau, rata-rata enam sampai tujuh bulan.
Ada pula yang sampai kisaran 10 bulan, sebab ada yang menghendaki dilatih sampai diikutkan latihan bersama (latber) ocehan di lapangan/gantangan.
Baca Juga: Terdakwa kasus klitih Gedongkuning Yogya ajukan kasasi ke Mahkamah Agung
Kicau mania yang menitipkan ocehan agar dimaster pun tak hanya berasal dari Jogja dan sekitarnya, namun ada pula dari berbagai daerah lain seperti Jakarta, Malang, Bali, Lampung, Jambi dan Surabaya.
“Kicau mania pemilik ocehan tak harus datang langsung ke tempat kami, sebab bisa juga menggunakan jasa paket satwa seperti lewat pesawat, kereta api dan travel. Jasa paket satwa banyak berperan dalam lancarnya usaha jasa pemasteran burung berkicau,” tandasnya. *
