Pemasteran ocehan butuh trik tersendiri, idealnya dilakukan sejak dini dan sangkarnya dikrodong

HARIAN MERAPI – Beberapa jenis burung berkicau (ocehan) mampu menirukan kicauan jenis ocehan lain.

Jika menguasai banyak suara dari ocehan lain akan mampu menambah nilai saat dilombakan.

Wajar saja jika memaster atau memberi isian suara ocehan berusaha dilakukan sedini mungkin. Bahkan ada pihak-pihak yang menerjuni jasa pemasteran ocehan.

Baca Juga: Pernikahan di tengah kepungan banjir di Kudus, pengantin pria bilang begini 

Seperti halnya Bayu Saputra asal Krajan Godean Sleman memiliki jasa pemasteran ocehan dengan nama Putra Master Jogja.

Ia spesial pada tiga jenis ocehan yang dimaster, yaitu murai batu, branjangan dan cendet.

“Kalau ocehan yang digunakan untuk isian atau untuk memaster ada sekitar 70 jenis,” papar Bayu, baru-baru ini.

Adapun jenis ocehan yang untuk master atau isian, misalnya ada srindit, kolibri, perkici, lovebird, parkit, siri-siri raja, ciblek, kapas tembak, jalak uren, pelatuk sampit dan pelatuk bawang.

Baca Juga: Jelang Ngaji Kebangsaan bareng Gus Miftah di Bantul Kota, Polres Bantul lakukan rekayasa arus lalu lintas ini

Menurut Bayu, butuh trik-trik tersendiri agar proses pemasteran bisa sukses dan ocehan yang dimaster mampu menguasai suara-suara jenis ocehan lain.

Antara lain, idealnya pemasteran dilakukan sedini mungkin. Di tempatnya mayoritas ocehan masih anakan (trotol), yakni umur kisaran dua hingga lima bulan.

Pada awal pemasteran dapat memilih ocehan master yang memiliki suara atau ocehan halus namun tajam, misalnya srindit, lovebird dan parkit.

“Proses pemasteran dilakukan dengan mengkrodong sangkar ocehan yang dimaster baik sangkar untuk murai batu, branjangan dan cendet,” terangnya.

Baca Juga: Transpalansi ginjal dari donor hidup dan orang mati, prosesnya hampir sama, hanya ini bedanya