Gangguan Ginjal pada Pasien Diabetes Bukan Karena Konsumsi Obat

photo author
- Selasa, 16 November 2021 | 21:29 WIB
Seorang dokter menunjuk layar monitor hasil pemeriksaan terhadap pasien pengidap penyakit batu saluran kemih di Rumah Sakit QIM, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021).  (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)
Seorang dokter menunjuk layar monitor hasil pemeriksaan terhadap pasien pengidap penyakit batu saluran kemih di Rumah Sakit QIM, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021). (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)


JAKARTA, harianmerapi.com - Selama ini masih ada pemahaman yang keliru di masyarakat terkait masalah ginjal pada penderita diabetes.


Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. DR. dr. Sidartawan, SpPD-KEMD, FINASIM, mengatakan, masalah ginjal yang dialami pasien diabetes bukan disebabkan obatnya melainkan gula darah yang tak terkontrol.

"Sebetulnya yang merusak ginjal itu kalau diabetes tidak terkontrol. Kalau gulanya tinggi terus terjadi kerusakan dan kalau sudah rusak maka tidak bisa balik," kata dia dalam media gathering secara daring bertajuk "Cegah Dini Komplikasi Ginjal Pada Pejuang Diabetes", Selasa (16/11/2021).

Baca Juga: Motor di Sleman Dicuri Gara-gara Pemiliknya Lengah Taruh Kunci di Tembok

Menurut Prof. Sidartawan, hingga saat ini pasien diabetes yang berkonsultasi pada dokter kerap menyatakan ketakutan mereka pada obat. Sebagian berpendapat, obat merusak ginjal.

Dia tak menampik memang ada obat-obatan tertentu yang tidak bisa dikonsumsi pasien bila ginjalnya bermasalah. Oleh karena itu, dokter biasanya akan memeriksa kondisi keseluruhan organ pasien seperti jantung dan ginjalnya untuk menentukan obat yang sebaiknya diberikan.

"Tergantung fungsi ginjal, ada obat yang boleh diberi dan tidak boleh diberi," kata dia yang mengatakan seringkali pasien tidak tahu dirinya terkena diabetes.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Sleman Pantau Kasus Stunting di 16 Kalurahan

Hal senada juga diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi dari Universitas Indonesia, dr. Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, FINASIM. Seperti Prof. Sidartawan, dia juga menegaskan penyebab rusaknya ginjal pada pasien diabetes bukan obat melainkan tidak dicapainya target pengendalian gula darahnya.

"Penyebab utama gagal ginjal bahkan sampai cuci darah adalah hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol," tutur dia.

Lebih lanjut, Tunggul mengatakan, hipertesi dan diabetes bisa muncul bersamaan. Sekitar dua dari tiga pasien yang harus cuci darah, disebabkan diabetes dan hipertensi.

Baca Juga: 13 Pelaku Pengeroyokan Dituntut 14 Tahun Penjara, Teriaki Korban Klitih Sebelum Menghajar Sampai Tewas

"Kalau bisa dicegah secara dini, bisa dikendalikan gula darah dengan baik, kalau ada hipertensi dikendalikan dengan baik, maka kita akan bisa mencegah tidak gagal ginjal atau minimal memperlambat tidak sampai cuci darah," demikian pesan Tunggul.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X