Penyakit Jantung Dapat Dicegah Sejak Dini, Begini Caranya

photo author
- Kamis, 7 Oktober 2021 | 22:29 WIB
Ilustrasi seseorang menderita penyakit jantung.  (ANTARA/HO-Foto oleh Los Muertos Crew dari Pexels  )
Ilustrasi seseorang menderita penyakit jantung. (ANTARA/HO-Foto oleh Los Muertos Crew dari Pexels )


JAKARTA, harianmerapi.com - Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah sedini mungkin penyakit jantung, yakni dengan mempromosikan pola hidup sehat dan proteksi yang spesifik untuk mengurangi sejumlah risiko.

Hal ini disampaikan dokter spesialis penyakit jantung dari Universitas Indonesia dr. Radityo Prakoso, SpJP (K), FIHA, dalam diskusi virtual terkait pola makan pada Kamis (7/10/2021).

“Rantai pencegahan yang pertama adalah promosi kesehatan. Ini merupakan ujung tombak utama untuk memberikan promosi kesehatan kepada masyarakat. Sasarannya adalah orang sehat agar faktor-faktor yang dapat dimodifikasi bisa dikurangi,” kata Radityo

Baca Juga: Kemenkes : Cakupan Vaksinasi Lansia Masuk dalam Evaluasi Penurunan PPKM

Ia mengatakan pada dasarnya faktor risiko dapat dibedakan menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Riwayat keluarga, usia, dan jenis kelamin termasuk ke dalam faktor risiko yang tidak dapat dihindari.

Radityo yang merupakan Ketua Terpilih Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengatakan anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, besar kemungkinan menurunkan risiko tersebut kepada anaknya. Selain itu, semakin seseorang bertambah usia maka risiko penyakit jantung koroner pun semakin besar.

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) 2019 menyebutkan penyakit jantung koroner (ischaemic heart disease) menjadi jenis penyakit jantung yang tertinggi di dunia dengan proporsi 46 persen terjadi pada laki-laki dan 38 persen pada perempuan.

Baca Juga: Aplikasi PeduliLindungi Akan Jangkau 6 Aktivitas Utama Warga, Ini Rinciannya

Radityo mengatakan kasus kejadian pada perempuan agak sedikit berkurang karena mereka memiliki faktor proteksi menstruasi sementara paparan risiko pada laki-laki lebih besar karena tidak memiliki faktor proteksi.

“Selama perempuan menstruasi relatif lebih aman, tetapi ketika dia sudah mencapai menopause maka risiko terkena penyakit jantung koroner ini menjadi sama dengan laki-laki,” ujar Radityo.

 

Ia mengatakan faktor risiko lain, seperti diet makanan yang tidak sehat, merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan stres dapat dikurangi untuk mencegah insidensi kejadian penyakit jantung lebih lanjut.

Baca Juga: DPR Setujui RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan Jadi UU, PKS Menolak Karena Kontraproduktif

“Makanan sehat ini kadang terasa sulit tetapi sebetulnya gampang, kita harus memulai dari diri sendiri. Perubahan kecil yang terus-menerus akan jauh lebih baik dibandingkan melakukan perubahan besar tapi hanya beberapa saat saja,” ujarnya.

Radityo menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyarankan konsumsi lemak cukup 25 persen dari energi total dan maksimum 67 gr atau 5 sendok per hari.

“Kalau kita lihat satu porsi gorengan itu kira-kira 28 persen mengandung lemak. Kalau nasi padang kira-kira 30 gr lemak atau sekitar 45 persen,” kata Radityo sambil mengingatkan bahaya konsumsi lemak berlebih.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X