Penggunaan Plastik Sekali Pakai. Antara Penghematan, Kebiasaan dan Sadar Lingkungan

photo author
- Jumat, 8 Oktober 2021 | 06:53 WIB
Ilustrasi barang dibungkus plastik  ((Antara/Pixabay))
Ilustrasi barang dibungkus plastik ((Antara/Pixabay))

UPAYA mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (PSP) dalam kehidupan sehari-hari termasuk dari kegiatan belanja saat ini menghadapi tantangan dari konsumen yang dinilai belum merasa nyaman meninggalkan produk polimerisasi sintetik itu.

Research Associate Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Bisuk Abraham Sisungkunon mengatakan, dalam beberapa diskusi, ditemukan kenyataan upaya pelaku usaha berhemat konten plastik dalam pengiriman produk justru berbuah komplain dari konsumen.

Menurut Bisuk, konsumen merasa produk yang diterima kurang aman tanpa ada lapisan plastik yang membungkus kemasan. Pada beberapa kasus ekstrem, mereka yang berbelanja secara daring bahkan langsung memberi rating satu pada toko yang tidak mengemas barang menggunakan plastik.

Baca Juga: Pengumuman PPPK Guru Tahap 1: Link Siaran Langsung Hasil Seleksi Uji Kompetensi

“Cukup banyak konsumen merasa kurang aman kalau produk tidak dibungkus plastik lagi, walau disediakan kotak-kotak yang berbahan seperti karton,” kata dia dalam talkshow bertajuk Pawai Bebas Plastik 2021 yang digelar secara daring, Kamis (7/10/2021).

Di sisi lain, Bisuk melihat sebenarnya adanya kemauan dari para pelaku usaha mengurangi penggunaan PSP karena ternyata upaya ini dinilai tak terlalu berdampak signifikan pada biaya produksi mereka.

Hasil survei yang dia lakukan melibatkan 88 pelaku usaha dari tiga sektor yakni manufaktur, perdagangan besar dan eceran serta makanan dan minuman di DKI Jakarta pada Mei 2021 menunjukkan sebanyak 43 persen dari mereka merasa pengurangan atau penanganan PSP masih dalam batas toleransi sehingga ada kesempatan untuk melakukan pengurangan maupun penanganan PSP.

Baca Juga: Pengumuman PPPK Guru Tahap 1: Jadwal Tetap Hari Ini, 8 Oktober 2021

Sementara itu, dari sisi pelaku usaha sendiri, upaya pengurangan plastik diklaim bisa membantu penghematan biaya produksi. Head of Values, PR & Community Engagement The Body Shop Indonesia, Ratu Ommaya mengatakan, komitmen meninggalkan plastik bisa membantu perusahaan berhemat hingga 25 persen.

Merek kosmetik asal Inggris itu sudah menaruh perhatian pada penggunaan plastik. Pada akhir tahun 2018, mereka berkomitmen sama sekali tak menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus produk.

Mereka memilih paper bag daur ulang kertas dengan tinta yang terbuat dari soya ink. Harapannya, produk ini tidak mencemari lingkungan seperti halnya plastik.

Baca Juga: Ayah Cabuli Anak Kandung Sendiri Ditangkap Polisi Karawang

“Kami belajar, berusaha mencari supaya pengiriman tidak menggunakan plastik sama sekali bahkan di bagian luar. Biasanya menggunakan sisa-sisa karton untuk ditaruh di sela-sela produk supaya produk tetap aman sampai ke customer,” tutur Maya.

Beralih dari plastik, perusahaan mulai memanfaatkan tissue paper dan boks berbahan karton dengan kualitas bagus sehingga menjamin tidak perlu lagi disegel menggunakan plastik.

Tetapi karena dinilai belum cukup ramah lingkungan, mereka akhirnya menggunakan hard box yang didalamnya terdapat corrugated carton atau kertas dengan bentuk bergelombang dan berlapis yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kardus, agar produk tetap aman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X